Krjogja.com - Yogya - Imbas kecelakaan maut yang melibatkan bus rombongan study tour dibeberapa daerah membuat sejumlah pemerintah daerah membatasi pelaksanaan study tour bagi siswa. Pelarangan study tour di sejumlah daerah tersebut mulai dirasakan dampaknya oleh perhotelan di DIY saat ini. Akibat dari larangan study tour tersebut, sejumlah reservasi hotel ditunda bahkan ada yang dibatalkan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono sangat menyayangkan kebijakan pelarangan study tour tersembunyi yang mengakibatkan sejumlah reservasi hotel ditunda hingga dibatalkan. Kebijakan ini jelas berdampak terhadap industri pariwisata, salah satunya bagi okupansi perhotelan di DIY.
"Saya mendapatkan laporan dari beberapa anggota PHRI DIY yang pangsa pasarnya adalah study tour, mereka cukup terdampak. Awal pelarangan hanya 2 hingga 5 persen yang menunda dan membatalkan, kemudian naik 5 -hingga 10 persen pada pertengahan Mei - Juni 2024 dan seterusnya " tuturnya di Yogyakarta, Sabtu (25/5).
Deddy menjelaskan rombongan study tour yang menunda atau membatalkan kunjungan paling banyak dari daerah Jawa Barat dan sebagai daru DKI Jakarta. Selain hotel, kebijakan pelarangan study tour ini juga dirasakan sektor usaha lain secara tidak langsung seperti sektor transportasi, UMKM dan lainnya.
Untuk itu, pihaknya berharap daerah yang menerapkan kebijakan pelarangan study tour untuk segera mencabut. Berbeda apabila kebijakannya berupa memperketat study tour, pihaknya masih menyetujuinya. Artinya armada yang digunakan dipastikan lengkap perizinannya, sertifikasi dan lainnya guna mengutamakan keselamatan.
"Semoga daerah yang membikin kebijakan segera dicabut. Kalau pengetatan setuju karena keselamatan paling utama," tandasnya General Manager Hotel Ruba Grha tersebut.
PHRI DIY menilai program study tour merupakan kegiatan yang positif karena bisa menambah wawasan siswa dengan mengunjungi museum, destinasi wisata alam, maupun objek wisata edukasi lainnya. Pihaknya pun berharap DIY tidak perlu ikut-ikutan menerapkan kebijakan pelarangan study tour sebab sangat besar dampaknya.
"Biarkan siswa kita belajar di daerah lain dan menambah wawasan. Jangan ikut-ikutan melarang, hanya perlu diperketat demi keamanan dan keselamatan," pungkas Deddy. (Ira)