Krjogja.com - Yogya - Sebanyak 28 desainer mengikuti Event tahunan AEPI Fashion Festival (AFF) di Ndalem Pakuningratan Yogyakarta, Jumat 13 Desember 2024. AFF 2024 dikoreograferi Tosa Santosa dan melibatkan peragawati Samurai Pro.
AFF sendiri merupakan kerja Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) yang diketuai Puthut Ardianto. Mengusung tema Whisper of The Forest.
Menurut Puthut, AFF merupakan rangkaian World Eco-Printers Summit 2024 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu 14 Desemeber 2024. "Kami hadirkan pegiat ecoprint, juga pemikir. Sementara untuk AFF, kami ajak tujuh wilayah dari sembilan wilayah AEPI. Yaitu DKI Jakarta, DIY, Jateng, Jatim, Jabar, Banten, Sumatra, Kalimantan, dan Timur Indonesia," terang Puthut.
Baca Juga: Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba, BNN Tes Urin ASN Setda
Dari tahun ke tahun, kata Puthut, kualitas anggota AEPI makin bertambah. Realitas ini sangat menggembirakan. Sebagian karya yang dtampilkan di AFF 2024, amsal empirik kekuatan kualitas anggota.
"Tahun ini memang beda konsep. Kali ini kami ajak wilayah dengan format trunk show. Tahun depan, AFF akan hadir lagi dengn konsep yang menggelegar," terang Puthut yang sehari-hari dosen bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Acara yang dibanjiri penonton ini juga dihadiri Moe Chiba dari UNESCO Jakarta. Datang pula perancang busana Poppy Dharsono, yang juga Ketua APPMI Pusat. Dalam kesempatan tersebut, Poppy menerima buku karya anggota AEPI Jateng yang telah meninggal, diserahkan Fitriani Kuroda, pembina/pemilik Rumah Celup Indonesia sekaligus Direktur PT Milangkori.
"Selamat buat AEPI dan ini merupakan karya dan solusi bagi para perempuan Indonesia untuk berkarya. Eco printer sendiri telah dirintis saat masa Covid 19. Kini Eco Printer telah sejajar dengan kain sutra dan lainnya. Bahkan, mencuri perhatian perancang busana dari Eropa," kata Poppy.
Project Officer AFF 2024 Essy Masita mengatakan, antusias dan semangat penonton serta anggota membuat panitia tertantang. Karena itu, tahun ini AFF dihelat semaksimal mungkin.
"Yang paling penting, yang disajikan para desainer dalam peragaan busana ini diterima publik dan pasar. Semoja menjadi kerja yang bermanfaat," papar Essy, perancang busana pemilik brand Maharani Persada.
Diakui Essy, dari tahun ke tahun, anggota AEPI makin meningkat. Anggota juga telah mengerjakan sesuai ciri khas masing-masing. Ada perbedaan meski dengan bahan dan proses sama.
"Kami barusan dari Eropa. Di London, Milan, dan Paris, suistanable fashion
makin diterima. Ini sangat membanggakan," ujar Essy.