Krjogja.com - YOGYA - Sebagai bentuk keprihatinan terhadap maraknya cyberbullying di kalangan pelajar SMA/SMK, tim peneliti UPN Veteran Yogyakarta yang dinahkodai oleh Prof Dr Puji Lestari, MSi dalam beberapa waktu terakhir terus mengampanyekan penerapan komunikasi hati berbasis digital. Mereka menggagas hadirnya platform berbasis digital www.sikomhati.id.
Platform ini telah diujicobakan di SMA Gama Yogyakarta dan hasilnya terjadi pengurangan tindakan cyberbullying oleh siswa sebanyak 18 persen. Komunikasi hati adalah soal olah pikir dan olah rasa, mengubah perasaan negatif menjadi energi positif, serta mengelola sampah hati berupa iri, dengki, benci, dendam dan sejenisnya.
Baca Juga: Pemblokiran Rekening dalam Kejahatan Keuangan
"Bagaimana komunikasi dilakukan dengan tetap mengedepankan pada simpati dan empati. Ketika ini bisa dibumikan di setiap kalangan, khususnya pelajar, tentu adalah hal yang luar biasa. Kami sudah mengujicobakan pengaplikasian platform sikomhati.id ini di SMA Gama Yogyakarta sebelumnya. Puji Tuhan hasilnya cukup bagus dalam meningkatan literasi digital para siswa. Selanjutnya, diharapkan program ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah di DIY, khususnya untuk saat ini yang tergabung dalam Jogja Smart School (JSS)," ungkap Puji Lestari dikutip, Kamis (7/8/2025).
Para peneliti UPNVY telah melakukan Focus Group Discsussion (FGD) yang dilaksanakan di Balai Teknologi Komunikasi dan Pendidikan (Tekkomdik) DIY. Kepala Balai Tekkomdik DIY Rudy Prakanto S.Pd.M.Eng, serta sejumlah perwakilan guru BK (bimbingan konseling), dan kepala sekolah di DIY yang tergabung dalam JSS hadir dalam pertemuan tersebut.
Rudy Prakanto menyampaikan keprihatinan yang sama di mana ada survei yang mengatakan bahwa 1 dari 20 anak mengalami gangguan kejiwaan dan bullying menjadi penyebab utamanya. Hal tersebut dirasa sangat luar biasa sekali dan tak seharusnya terjadi lagi ke depan.
Baca Juga: Turnamen Biliar Piala Bupati dan Wakil Bupati Sleman: Kolaborasi Sehat Media, ASN, dan Pemkab
"Oleh karenanya besar harapan kami, apa yang digagas oleh Prof Puji dan tim dari UPN Veteran Yogyakarta ini, benar-benar bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan literasi tentang bullying khususnya melalui digital yang semakin memprihatinkan. Ini tentu menjadi tugas kita bersama," harap Rudy.
Menurut Prof Puji Lestari, cyberbullying melalui digital bentuknya sangatlah beragam. Mulai dari flaming, online harassment, cyberstalking, denigration, impersonation, trickery dan lain sebagainya.
Penelitian telah diawali melalui survey yang dilakukan terhadap 30 SMA/SMK di DIY yang tergabung dalam forum JSS. Hal ini sebagai dasar analisis kebutuhan penerapan model literasi digital melalui komunikasi hati sebagai bentuk pengurangan cyberbullying di Jogja Smart School.
"Penelitian ini merupakan hibah dana terapan DRTPM tahun 2025. Kemarik kami laksanakan FGD untuk menggali dan menganalisis berbagai kasus cyberbullying di kalangan siswa SMA/SMK yang tergabung dalam Joggja Smart School serta bagaimana proses literasi digital yang sudah dilakukan. Dari sini kita menganalisis bagaimana tingkat kebutuhannya," ungkap Puji Lestari.
Dalam FGD mengemuka bahwa bullying memang seringkali terjadi di sekolah. Bentuknya bisa berupa ancaman, baik secara verbal maupun non verbal. Pemicunya pun beragam, mulai dari soal pacaran, relasi pertemanan dan lainnya.
Sri Winarsih, SPd., M.Pd dari SMK Negeri 1 Yogyakarta, mengungkap literasi digital seharusnya juga mencakup persamaan persepsi terkait bullying. Pihaknya memaparkan tingginya tantangan guru di era sekarang dikarenakan orangtua ataupun siswa, terkadang salah mempersepsikan konsep bullying.
Tugas dari guru, yang mungkin membuat siswa tertekan, terkadang juga diartikan sebagai bagian dari bullying. Pada FGD tersebut terdapat respon dari kepala sekolah dan guru BK bahwa komunikasi hati relevan dan dibutuhkan para siswa saat ini. Sekolah bersiap menerapkan model literasi digital komunikasi hati melalui sikomhati.id untuk upaya pengurangan bullying di kalangan siswa. (Fxh)