KRJOGJA.com YOGYA - Sukses menggelar Webinar Internasional series#1 bertajuk “Decoding Biofilms: Their Impact on Infections, Drug Resistance, and Treatment Approaches” Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta siap membuka jalan bagi riset kolaboratif lintas negara.
"Webinar digelar Sabtu (30/8) secara daring melalui Zoom. Menghadirkan pakar mikrobiologi dan farmakologi dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia dengan tiga pembicara utama,” tutur Ketua Panitia, Dosen Farmakologi FK UII yang juga Pembicara Asist Prof Dr dr Sufi Desrini MSc kepada KRJogja.com, Selasa (2/9).
Sebagai pembicara utama dari Indonesia, dr Sufi membawakan topik Promising Antibiofilm Solutions from Unlikely Sources: Exploring the Role of Invasive Plants in Combating Fungal Biofilms. "Isu biofilm sangat penting karena berkaitan langsung dengan infeksi yang sulit diatasi dan meningkatnya resistensi obat," jelasnya.
Baca Juga: Pedagang Alun-alun Purwokerto Masih Sepi
Disebutkan pembicara lain ya Assoc. Prof Mullika Chomnawang (Department of Microbiology, Faculty of Pharmacy, Mahidol University, Thailand) mengusung topik “Microbial Primer: An Introduction to Biofilms – What They Are, Why They Form, and Their Impact on Built and Natural Environments; And How Microbes Outsmart Antimicrobials.”
Serta Prof Chan Kok Gan (Institute of Biological Sciences, Faculty of Science, University of Malaya, Malaysia) yang memaparkan “Natural-Drug Combinations in the Fight Against Bacterial Biofilms: Promise or Hype?”. "Diskusi hangat terbangun, membahas mulai dari konsep dasar biofilm, dampaknya terhadap resistensi antimikroba, hingga peluang terapi alternatif dari bahan alam," papar dr Sufi
Dikatakan setelah Webinar Series #1, FK UII berkomitmen untuk melanjutkan seri webinar berikutnya sebagai upaya memperkuat jejaring baik nasional maupun internasional dan mendukung pengembangan ilmu kedokteran.
Baca Juga: 'Sedap Betul Jamuku' Top 10 Inovasi Jawa Tengah
"Webinar mendapat sambutan antusias peserta dari berbagai kalangan, mahasiswa, dosen, peneliti, dan praktisi kesehatan. Peserta yang mendaftar mendapatkan sertifikat dan SKP. Sedang peserta yang hanya ingin mengikuti tanpa sertifikat, webinar ini dapat diakses secara gratis," pungkas dr Sufi. (Vin)