Krjogja.com - YOGYA - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X melantik Sekretaris Daerah (Sekda) DIY di Bangsal Kepatihan, Selasa (16/9/2025) siang. Ni Made Dwipanti Indrayanti resmi menjabat sebagai Sekda sekaligus perempuan pertama yang secara definitif menduduki jabatan tersebut.
Sultan menyampaikan pesan mendalam mengenai tantangan dan harapan terhadap birokrasi modern, khususnya kepada Sekda terlantik dan seluruh ASN Pemda DIY. Ia menekankan pentingnya integritas, kepekaan sosial, dan kepemimpinan etis di tengah dinamika sosial-politik yang semakin kompleks, terutama dalam era digital saat ini.
"Hindari flexing, jadilah jangkar penenang di tengah gelombang," ungkap Sultan, mengingatkan agar ASN tidak larut dalam euforia pencitraan, tetapi fokus pada kinerja nyata.
Menurut Sultan, Sekda bukanlah sekadar jabatan administratif, tetapi menjadi simpul penggerak dan pengendali roda pemerintahan. Dalam konteks DIY yang memiliki status keistimewaan, peran Sekda disebut sangat strategis untuk menjaga keseimbangan antara nilai budaya, tanggung jawab moral, dan kemajuan pembangunan.
"Sekda adalah motor penggerak sekaligus penjaga ritme, yang memastikan roda pemerintahan berjalan selaras. Jika simpulnya lemah, benang akan kusut; jika kokoh, kain akan terbentang utuh," sambung Sultan.
Gubernur DIY juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam birokrasi. DIY disebut telah menunjukkan capaian membanggakan, seperti Indeks Kematangan SPBE yang menempati peringkat dua nasional, serta berbagai inovasi layanan publik yang masuk Top 5 Nasional dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP).
Baca Juga: Pelantikan Pengurus Baru, GoodFriends Community, Siap Jaring Lebih Banyak Anggota
Namun, Sultan menekankan bahwa digitalisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk menciptakan budaya kerja yang terbuka, akuntabel, dan kolaboratif. Ia mengajak seluruh ASN menjadi Smart ASN aparatur yang adaptif, cakap teknologi, dan berjiwa wirausaha.
"Kita butuh birokrasi yang bukan hanya high-tech, tetapi juga high-touch," tambah Sultan.
Sultan juga menegaskan bahwa DIY harus menjadi contoh penerapan sistem meritokrasi yang adil. Jabatan publik tidak boleh menjadi hadiah loyalitas, tetapi merupakan amanah berdasarkan kompetensi.
Untuk itu, Sekda dituntut menjadi role model yang memadukan kelembutan budaya Yogyakarta dengan ketegasan prinsip profesionalisme. Pelantikan ini juga bertepatan dengan pengambilan sumpah Pejabat Pratama di lingkungan Pemda DIY.
Sultan menyebut momen ini sebagai bagian dari rejuvenasi, bukan semata regenerasi usia, melainkan penyegaran nilai dan kapasitas kepemimpinan. "Keistimewaan sejati tidak diukur dari banyaknya privilese, tetapi dari kemampuan menunaikan amanah lebih besar,” tegas Sultan.
Pelantikan Ni Made Dwipanti Indrayanti sebagai Sekda tidak hanya mencatatkan sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut, tetapi juga menjadi simbol kemajuan peran perempuan dalam birokrasi DIY. Sultan menyampaikan harapan besar terhadap seluruh ASN untuk bekerja dan mengabdi dengan sepenuh hati, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta.
"Mari kita pastikan, bahwa DIY bukan hanya istimewa dalam status, tetapi juga istimewa dalam kualitas pemerintahan dan pembangunan daerahnya," pungkas Sultan.