yogyakarta

BNPT-FKPT DIY Gelar Pitutur Cinta Implementasikan Ajaran Agama dalam Bingkai NKRI

Rabu, 17 September 2025 | 16:30 WIB
Bendera Kebangsaan Indonesia Merah Putih. ( Gambar oleh Mufid Majnun dari Pixabay)

KRjogja.com - YOGYA - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan ‘Pitutur Cinta’ Implemetasi Ajaran Agama dalam Bingkai NKRI Semangat Cinta Kasih bagi Tokoh Lintas Agama’. Acara tersebut digelar secara zoom meeting dan berlangsung, Rabu (17/9/2025).

Kepala Bidang Agama, Sosial, Ekonomi dan Budaya FKPT DIY Fatma Amalia MSi mewakili Ketua FKPT menjelaskan, kegiatan dalam rangka pelaksanaan program kerja Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT ini, juga melibatkan Bidang Media, Hukum dan Humas. Peserta kegiatan ini pelajar dan generasi muda dari sejumlah organisasi.

Pada zoom meeting tersebut, tercatat lebih dari 60 peserta. Hadir sebagai narasumber Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Machasin MA dan Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr Sholehuddin MPd. Prof Machasin mengangkat tema kolaborasi pelajar lintas agama dalam menciptakan kesejukan, kedamaian yang inklusi dalam beragama.

Baca Juga: Prediksi Skor Liverpool vs Atletico Madrid di Liga Champions 2025 Disertai Head to Head dan Line Up

Sedangkan, Dr Sholehuddin, membawakan paparan membumikan pesan damai agama dan pembuatan naskah festival dakwah perdamaian secara online. Diharapkan para peserta dalam pertemuan tersebut bisa mengikuti lomba dakwah perdamaian, dalam bentuk ceramah melalui video.

Setelah itu dikirimkan ke BNPT untuk dinilai dan bagi yang menang mendapatkan piagam dan hadiah. Pitutur cinta menjadi salah satu program BNPT-FKPT di seluruh Indonesia yang dimaksudkan sebagai seruan untuk mengimplementasikan ajaran agama yang menekankan semangat cinta kasih dan toleransi dalam konteks NKRI.

Harapannya, bisa memperkuat ketahanan nasional, merajut harmonisasi lintas agama dan menangkal radikalisme-terorisme. Prof Machasin mengingatkan kembali, agama memiliki peran utama sebagai pemberi nasihat.

Baca Juga: Komplotan Maling Spesialis Uang Sekolah Tertangkap

Meski begitu, nasihat yang disampaikan tetap menekankan pada cara-cara yang santun dan bermartabat. Pada bagian lain, lanjut pengurus FKUB DIY ini, agama tidak mengajarkan kekerasan, melainkan untuk kemaslahatan manusia.

Indonesia, kata Machasin, dibangun berdasarkan kemajemukan, baik dalam agama dan budaya. Dalam masyarajat majemuk harus bisa hidup secara kebersamaan.

"Dengan demikian harus mampu memberi ruang kepada semua orang untuk berekspresi," ungkapnya, seraya mengutip istilah Jawa ‘sithik edhing’. 

Sementara, Dr H Sholehuddin menegaskan tidak ada agama yang membenarkan terorisme, radikalisme maupun ekstremisme. "Semua agama mengajarkan cinta kasih dan perdamaian," tandasnya.

Aksi terorisme yang mengatasnamakan agama, tegasnya, bukan karena agamanya, namun karena ‘orangnya’ yang tidak mampu memahami ajaran agama secara benar. Mereka memahami ajaran agama berdasarkan kemauan, keterbatasan ilmu dan ambisi politik.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB