yogyakarta

PNIB Ungkap Harapan Polri Tak Beri Ruang Tokoh-Tokoh Khilafah di Indonesia

Senin, 29 September 2025 | 13:35 WIB
PNIB ingatkan negara tak beri ruang Khilafah (istimewa)


Krjogja.com - YOGYA - AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) Ketum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) dengan tegas mengingatkan bahwa intoleransi di Indonesia menjadi hal utama untuk diberantas. Namun hal tersebut membutuhkan kerjasama antar elemen bangsa, termasuk di dalamnya institusi Polri.

Gus Wal menilai, intoleransi tidak akan pernah padam selama aparat negara, khususnya Polri masih memberi panggung kehormatan kepada tokoh-tokoh yang condong mendorong propaganda khilafah. Gus Wal menuding praktik ini sebagai pengkhianatan terhadap Pancasila dan merupakan ancaman nyata bagi masa depan bangsa Indonesia di masa mendatang.

"Tokoh khilafah yang sedianya akan melakukan kampanye Khilafah berkedok safari dakwah yang akan digelar di Palem Sari Hotel Batu 4 - 5 Oktober mendatang harus segera dihentikan karena menyebarkan paham ideologi khilafah. Kami menduga kedok dakwah ini bisa meracuni generasi muda, Gen Z dan masyarakat umum dengan paham sesat Khilafah yang melahirkan Anarkisme, Radikalisme, Terorisme," ungkapnya, Senin (29/9/2025).

Baca Juga: Adam Wharton tak Masuk Buruan Liverpool, Manchester United Lega

PNIB juga melancarkan kritik tajam terhadap Polri terutama Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, karena meski kerap mengusung tema toleransi dan moderasi beragama, Polri justru melakukan kesalahan fatal dengan memberi panggung kepada tokoh-tokoh khilafah. "Ini keterlaluan, Polri terutama Kapolri seharusnya menjadi tameng persatuan bangsa, bukan malah mengundang tokoh yang memperdalam jurang perpecahan," imbuh Gus Wal.

Menurut PNIB, akar intoleransi yang bertumbuh subur dan masif karena tokoh propaganda khilafah Terorisme terus diberi previlege oleh pemerintah, birokrat, pejabat dan aparat penegak hukum. Akibatnya, paham sesat Intoleransi khilafah terorisme ini merembes masuk ke generasi muda.

Kasus terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur, yang melibatkan banyak generasi milenial dan Gen Z, adalah bukti nyata. Mereka terpapar ideologi khilafah dari tokoh-tokoh yang kerap muncul dalam beberapa waktu ke belakang.

Baca Juga: Arab Saudi: Sikap Acuh Dunia Terkait Perang Gaza Bisa Ancam Stabilitas Dunia

"Kalau dibiarkan, ini akan menjadi bom waktu. Jangan salahkan rakyat kalau suatu saat bangsa ini terkoyak dan hancur tercerai berai karena kebijakan setengah hati aparat penegak hukum dalam menyikapi paham ideologi Khilafah terorisme dan para da'i corong propogandanya. Hal ini tentunya jangan pernah didiamkan," tambah Gus Wal.

Gus Wal dan PNIB sangat berharap kepada Presiden Prabowo Subianto harus segera turun tangan dan peka terhadap suasana kebangsaan serta kondisi masyarakat Indonesia. Presiden diharapkan tak memberi ruang Khilafah, HTI dan paham terorisme tumbuh berkembang sebagai penghancur persatuan Indonesia.

"Kami konsisten tetap mendukung program moderasi dan toleransi beragama yang digencarkan pemerintah, Polri, TNI, BNPT dan Densus 88. Namun dukungan itu akan sia-sia jika corong propoganda intoleransi Khilafah terorisme tetap diberi tempat panggung untuk sebarkan propoganda khilafah Terorisme berkedok safari dakwah dengan sebebas bebasnya diberbagai daerah yang selalu menimbulkan polemik, kegaduhan bahkan kericuhan diberbagai daerah di seantero negeri," pungkas Gus Wal. (Fxh)

 

Terkini