Krjogja.com - YOGYA - Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DIY dan beberapa kelompok masyarakat menggelar aksi damai, pentas seni, serta makan bersama (kembul bujana) di Nol Km Yogyakarta, Selasa (7/10/2025). Momen bertepatan HUT 269 Kota Yogya dan Malioboro bebas kendaraan tersebut menjadi simbol kebersamaan, persatuan dan cinta damai dari masyarakat Yogyakarta.
Kegiatan tersebut sekaligus memperingati momentum boyongan kedaton, yakni hijrahnya Sri Sultan Hamengku Buwono I dari Pesangrahan Ambarketawang ke Kraton Yogyakarta. Mahasiswa dan beberapa kelompok masyarakat juga menyuarakan maklumat untuk menyikapi aksi massa berujung kericuhan dan perusakan pada Agustus 2025 lalu.
Baca Juga: Paspor Dicabut, Bagaimana Status Kewarganegaraan Riza Chalid dan Jurist Tan?
Ketua Forum BEM DIY Faturahman Djaguna, mengatakan aksi ini didasari atas keprihatinan para anggota Forum BEM DIY terkait kerusuhan saat penyampaian pendapat disejumlah daerah pada akhir Agustsus 2025 lalu. "Kami Forum BEM DIY menggelar long march dan menyampaikan maklumat Jogja, demokrasi tanpa kekerasan," ungkapnya.
Yogyakarta menjadi barometer kemajuan demokrasi yang mana setiap aspirasi disampaikan tanpa ada kekerasan. Komitmen mereka, satu suara di mana keamanan menjadi prioritas utama.
"Karena kami tidak menginginkan kerusuhan, mari menjaga kondusivitas, menjaga ketertiban khususnya di DIY dan nasional," ungkap Faturahman.
Baca Juga: Dua Dapur MBG di Gunungkidul Ditutup Sementara
Sementara, Ketua Sekber Keistimewaan, Widihasto Wasana Putra, mengajak seluruh elemen masyarakat dan anak bangsa khususnya di Yogyakarta untuk berkomitmen menjaga Yogyakarta yang damai, aman dan nyaman bagi semua. Kegiatan bertajuk Menghidupkan Sejarah disetiap Langkah, Mengabdi Tanpa Henti untuk NKRI juga dimaksudkan untuk membumikan teladan Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam membangun Yogyakarta penuh dedikasi, cinta damai, aman dan nyaman.
"Kami menolak tindakan anarkis karena Bumi Yogyakarta adalah warisan nilai perjuangan yang harus dihidupi. Jogja mengedepankan dialog, semua bisa memahami tapi tolong sampaikan aspirasi demokrasi dengan damai jangan sampai menjadi catatan buruk karena Jogja garda terdepan menjaga kesatuan dan persatuan nasional," tandas Hasto. (Fxh)