yogyakarta

Podcast Pojok Sibakul Eps. 3, Kupas Tuntas Danais DIY: Benarkah Koperasi dan UMKM Sudah Benar-Benar ‘Istimewa’?

Jumat, 24 Oktober 2025 | 15:50 WIB
Nara sumber Podcast Pojok Sibakul Eps. 3 Dr. Danang Wahyu Broto, S.E., M.Si., Emirita Lestari Noor Pratiwi, dan Ahmad Ma’ruf, S.E., M.Si. (Istimewa)

Krjogja.com - YOGYA - Bagaimana sebenarnya Dana Keistimewaan (Danais) berperan dalam memperkuat ekonomi rakyat Yogyakarta? Pertanyaan itu menjadi topik hangat dalam Podcast Pojok Sibakul edisi ketiga yang digelar di Pusat Desain Industri Nasional, Terban, Yogyakarta, Selasa (14/10/2025).

Mengangkat tema “Peran dan Dukungan Dana Keistimewaan dalam Sektor Koperasi dan UKM di DIY,” diskusi berdurasi 60 menit ini menghadirkan tiga narasumber lintas bidang: Dr. Danang Wahyu Broto, S.E., M.Si., Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, Emirita Lestari Noor Pratiwi, Ketua ASEPHI DIY sekaligus Ketua Koperasi JPN dan Ahmad Ma’ruf, S.E., M.Si., akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY.

Ketiganya mengulas secara mendalam bagaimana keistimewaan Yogyakarta tak hanya soal budaya dan tata kelola pemerintahan, tetapi juga menjadi fondasi bagi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam pembahasan, para narasumber menyoroti bahwa Dana Keistimewaan bukan sekadar simbol identitas daerah, melainkan instrumen nyata yang bisa memperkuat sektor koperasi dan UMKM.

Dr. Danang Wahyu Broto menegaskan bahwa koperasi dan UMKM adalah “urat nadi ekonomi rakyat” yang perlu terus diperkuat lewat kebijakan tepat sasaran.

“Keistimewaan harus hadir dalam bentuk keberpihakan pada pelaku usaha kecil. Kalau koperasi kuat, ekonomi rakyat ikut berdiri tegak,” ujarnya.

Sementara itu, Emirita Lestari Noor Pratiwi menilai dukungan Danais telah membuka peluang besar bagi pelaku UMKM lokal untuk naik kelas, terutama melalui pelatihan manajemen usaha dan penguatan pemasaran digital.

“Danais bukan sekadar dana hibah, tapi investasi sosial yang bisa memupuk daya saing pelaku usaha,” kata Emirita.

Dari sisi akademik, Ahmad Ma’ruf menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan komunitas usaha agar dana keistimewaan tidak berhenti pada proyek tahunan, tetapi menjadi model pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Kampus bisa menjadi laboratorium ekonomi rakyat. Riset dan pendampingan bisa membuat Danais lebih berdampak,” jelasnya.

Meski banyak manfaat, para pembicara juga mengakui bahwa tantangan tetap ada, mulai dari akses koperasi kecil terhadap Danais hingga perlunya inovasi kebijakan agar penggunaan dana lebih efisien dan terukur.

Komisi B DPRD DIY disebut tengah menyiapkan sejumlah rekomendasi strategis untuk memastikan setiap rupiah Dana Keistimewaan benar-benar menyentuh sektor produktif.

“Jangan sampai keistimewaan hanya berhenti di slogan. Harus ada keberlanjutan dan transparansi dalam pengelolaannya,” tegas Dr. Danang.

Melalui Podcast Pojok Sibakul, publik diajak melihat bahwa keistimewaan Yogyakarta tidak hanya ada di warisan budaya, tetapi juga dalam semangat membangun ekonomi rakyat berbasis kearifan lokal.

Halaman:

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB