yogyakarta

BTN Syariah Tawarkan Puluhan Aset Macet, Dapat Tantangan Wawali Buat Program Hunian Terjangkau Warga Kota Yogya

Senin, 24 November 2025 | 13:50 WIB
Wawali Yogyakarta, Wawan Harmawan bersama jajaran BTN Syariah Yogyakarta ( (Harminanto))


Krjogja.com - YOGYA - Festival Asset Sales 2025 kembali digelar BTN Syariah Yogyakarta dengan menawarkan puluhan aset macet kepada mitra bisnis dan masyarakat luas, Senin (24/11/2025) di Khas Tugu Hotel. Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta, Supriyono, menyebut kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan untuk memperluas akses informasi aset dan dihadiri oleh mitra juga developer dan masyarakat.

Supriyono menjelaskan beragam skema pembelian telah disiapkan agar masyarakat lebih leluasa memilih jenis transaksi. “Ada beberapa cara, ada yang langsung bernegosiasi atau jual sukarela dari nasabah kami. Yang kedua, skema dengan lelang," jelasnya di sela pembukaan.

Ia menambahkan bahwa BTN Syariah juga menyiapkan fasilitas pembiayaan khusus untuk aset macet. "Kita bisa manfaatkan produk namanya KPR Maju, untuk lelang bisa, untuk aset-aset kita yang dalam status macet juga bisa," ungkapnya.

Baca Juga: Malam Puncak IMAA 2025: Ajang Penghargaan Tertinggi Dunia Perfilman Indonesia Kembali Hadir di RCTI!

Tahun ini, jumlah aset yang ditawarkan mencapai puluhan dan tersebar di DIY serta sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian besar aset berupa rumah serta beberapa proyek perumahan.

"Ada puluhan yang ada di wilayah DIY dan sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur juga. Kami menilai bahwa aset-aset ini sangat baik untuk investasi sehingga kami tawarkan," tandasnya.

BTN Syariah Yogyakarta yang per 22 Desember 2025 berubah nama menjadi Bank Syariah Nasional turut memberikan penghargaan kepada mitra yang dinilai berkontribusi dalam pengelolaan aset. Tiga perusahaan yang menerima apresiasi yaitu PT Putra Tunggal Development, PT Swastika dan PT ASH.

Baca Juga: Modal Asing Masuk ke Indonesia Rp 2,29 Triliun pada Pekan Ketiga November 2025

Dalam acara tersebut, Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan, memberikan catatan mengenai tantangan perumahan di Kota Yogya. Ia menegaskan bahwa transformasi tata kelola membutuhkan langkah konkret dan keberanian untuk menghadirkan solusi berbeda.

Menurut Wawan, karakter Kota Yogyakarta yang sempit membuat sektor perumahan menghadapi tekanan besar. "Kota Yogyakarta ini unik lahannya 32 km persegi, tak punya pertanian besar, perkebunan dan tambang, jadi PAD paling tinggi pariwisata. Ke depan akan mix match dengan BTN Syariah atau BSN, agar masyarakat Kota Yogya dengan industri kreatifnya bisa tumbuh bersama," ujarnya.

Ia menyoroti tingginya harga tanah yang membuat warga kota sulit memiliki rumah di daerahnya sendiri. "Anak muda tak bisa beli rumah di sini karena harganya tinggi. Kalau seperti ini ya warga Kota Yogya akan menipis," tegasnya.

Baca Juga: Usianya Baru 17 Tahun, Jorthy Mokio Alternatif Carlos Baleba di Manchester United

Wawan mendorong perbankan untuk berperan lebih inovatif dalam mendukung hunian terjangkau, termasuk memanfaatkan lahan Sultan Ground dan pengembangan berbasis transportasi. "Ini bagaimana perbankan yang harapannya bisa out of the box. Kami apresiasi BTN Syariah dalam momen bersih-bersih aset ini, dan harapannya bisa punya program menarik untuk mewujudkan hunian terjangkau masyarakat di Kota Yogya," katanya.

Pemkot Yogyakarta lanjutnya, telah menggandeng 50 perguruan tinggi serta berbagai organisasi usaha untuk mendorong tumbuhnya peluang baru di tingkat kampung. Wawan pun berharap peran serta perbankan dalam menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sisi kehidupan.

Harapan Pemkot pada developer untuk membuat rumah naik, karena lahan jika ada sudah sangat mahal. Kalau kita kembangkan harus berani ke atas. Ini bagaimana perbankan, yang harapannya bisa out of the box. Tentu agar gerak bank bisa linier dengan pembangunan SDM di Kota Yogyakarta, untuk tumbuh bersama," pungkas Wawan. (Fxh)

Tags

Terkini