yogyakarta

Bincang Buku 'Sosial Demokrasi' karya Imam Yudotomo di DPRD DIY 

Senin, 1 Desember 2025 | 21:40 WIB
YOGYA - Buku 'Sosial Demokrasi' karya Imam Yudotomo menjadi bahan diskusi rencana digelar di Ruang Paripurna 2, lantai 2, Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (4/12/2025). Bincang buku (istimewa)

 


YOGYA - Buku 'Sosial Demokrasi' karya Imam Yudotomo menjadi bahan diskusi rencana digelar di Ruang Paripurna 2, lantai 2, Gedung DPRD DIY, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (4/12/2025). Bincang buku diselenggarakan kerja sama antara Sastra Bulan Purnama (SBP), Penerbit Tonggak Pustaka, DPRD DIY, Abidin Fikri Pandjialam Foundation, dan Center For Sosial Democratic Studies (CSDS) ini.

Dua pembicara hadir pada acara yang diikuti 80 orang ini, yakni Halim HD (pemikir kebudayaan, tinggal di Solo) dan Osmar Tanjung (aktivis, tinggal di Jakarta). Sebagai moderator, Sinta Herindrasti, pengajar Program Studi Hubungan Internasional, Fakulatas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta.

Ons Untoro, koordinator SBP sekaligus koordinator diskusi, Senin (1/12), menyebutkan, buku 'Sosial Demokrasi' ini merupakan kumpulan karangan karya Imam Yudotomo, yang menyajikan pikiran-pikiran sosialisme dan demokrasi di Indonesia. Dalam melihat persoalan sosial dan politik di Indonesia, Imam selalu menggunakan perspektif sosialis. Imam, sampai akhir hayatnya memilih sosialisme sebagai jalan hidupnya. Buku ini, merupakan pikiran-pikiran yang dipresentasikan untuk kepentingan pendidikan di berbagai kelompok masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Bintang Lawu, Aplikasi Transportasi Digital Karya Putra Karanganyar

“Imam Yudotomo sejak remaja sudah memilih sosialisme sebagai jalan pikiran dan hidupnya. Sampai akhir hayatnya, Imam tidak keluar dari pilihan yang sudah diambil,” ujar Ons.

Imam Yudotomo, lahir di Yogyakarta, 12 Mei 1941. Masa sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di tempuh di Kota Bogor. Pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB)1959-1962, di Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair), Surabaya 1964-1966, dan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta 1967-1968, semuanya tidak selesai alias drop out.

Ons menuturkan, sejak remaja Imam sudah aktif dalam gerakan. Pada usia remaja, sudah bergabung dengan Gerakan Pemuda Sosialis di Bogor dan Bandung. Ketika mahasiswa bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Sosialis (GMS), yang kemudian berubah menjadi Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos), baik di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta, sebagai Sekretaris Hubungan Internasional (1960-1968).

Baca Juga: BRI Kembali Dinobatkan Sebagai Perusahaan dengan Tata Kelola Terbaik di Penghargaan Indonesia Trusted Companies 2025

Di panggung internasional Imam mengikuti Youth Exchange Program yang diselenggarakan oleh Interanational Union of Socialist Youth (IUSY) di Austria selama satu tahun (1968-1969). Setelah ditangkap dan dipenjara karena peristiwa Malari 15 Januari 1974, Imam memimpin Yayasan Taman Karya Bhamti (YTKB), NGO yang bergerak dibidang pengembangan alat-alat pendidikan di Yogyakarta. Imam meninggal 27 November 2015 dalam usian 74 tahun. (Ewp)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB