Krjogja.com - YOGYA - Peserta didik penyandang disabilitas dari SLB Muhammadiyah se-DIY menampilkan bakat terbaik mereka dalam acara Gebyar Panggung Gembira Difabel di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, Kamis (11/12/2025). Kegiatan ini diselenggarakan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping melalui Lazismu RS PKU Muhammadiyah, bekerja sama dengan Hotel Grand Rohan, dalam rangka peringatan Hari Difabilitas Internasional 2025.
Acara ini menjadi ruang bagi peserta didik penyandang disabilitas untuk mengekspresikan bakat dan potensi mereka melalui seni dan kegiatan keagamaan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya akses dan kesempatan yang setara bagi penyandang disabilitas.
Ketua Lazismu Kantor Layanan Lembaga RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping, Tawakal Akbar Darojad, menyampaikan bahwa peringatan Hari Difabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember menjadi momentum penting untuk memperkuat perhatian terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia menjelaskan, kegiatan Gebyar Panggung Gembira bertujuan memberikan ruang sekaligus kesempatan bagi para peserta didik penyandang disabilitas untuk mengekspresikan dan menunjukkan kemampuan terbaik yang mereka miliki. "Kami menghadirkan Gebyar Panggung Gembira sebagai bentuk apresiasi serta dukungan kepada peserta didik penyandang disabilitas SLB Muhammadiyah se-DIY," ujarnya.
Wakil Ketua Lazismu Daerah Istimewa Yogyakarta, Alfis Khoirul Khisholi, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga menjadi upaya mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Menurutnya, penyandang disabilitas tidak membutuhkan belas kasihan, melainkan pengakuan atas hak-hak mereka sebagai individu yang setara.
Melalui kegiatan ini, Lazismu Kantor Layanan Lembaga RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berharap dapat mendorong terwujudnya lingkungan yang semakin inklusif di DIY. "Harapannya, penyandang disabilitas dapat merasakan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, seni, hingga kehidupan keagamaan," pungkas Tawakal Akbar Darojad. (Dev)