SLEMAN KRJOGJA.com- Ekonomi kreatif terus didorong untuk menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menggandeng para pelaku industri kreatif untuk bergabung dalam Bekraf Information System in Mobile Application (Bisma).
Â
Pelaku ekonomi kreatif yang bergabung, akan mendapatkan kemudahan yang difasilitasi Bekraf.
Â
Deputi Pemasaran Bekfraf Josua Puji Mulia Simanjutak mengatakan, tahun 2016 produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif tercatat Rp 922,59 triliun. Angka ini meningkat 4,95 persen dari tahun sebelumnya.
Â
Menurut Josua, hasil sensus ekonomi dari BPS tercatat ada 8.203.826 usaha kreatif di Indonesia. Sedangkan di DIY terdapat 172.230 pelaku eknomi kreatif dengan 5 subsektor terbesar bergerak di bidang kuliner 105.568.
Â
Subsektor Kriya terdapat 35.832 usaha kreatif, fesyen 22.500 usaha kreatif, subsektor penerbitan 3.105 dan subsektor fotografi dengan 1.152 usaha kreatif. "Angka ini sangat potensial untuk pengembangan ekonomi kreatif bagi Bekraf.
Â
Melalui aplikasi Bisma, kami bisa berkoordinasi serta memfasilitasi adanya kolaborasi antarpelaku kreatif. Selain itu yang bergabung di Bisma juga akan mengetahui berbagai informasi termasuk event yang diadakan Bekraf," papar Josua dalam acara Bisma Goes to Get Member (Bigger) di Royal Ambarrukmo, Selasa (10/7) lalu.
Â
Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf Dr Ir Wawan Rusiawan menambahkan, melalui Bisma, Bekraf ingin membangun database yang bisa memberikan informasi sekaligus membantu pelaku ekonomi kreatif. Misalnya untuk mendapatkan akses pasar.
Â
"Misalnya jika ada event pameran di luar negeri, kami bisa melihat data di database, siapa pelaku ekonomi kreatif di bidang fesyen, lokasinya dimana dan jenis produk mereka. Jika punya database yang tepat dan akurat, target yang ingin dicapai bisa terealisasi," ungkap Wawan.