Ada Empat Parameter Utama Dalam Ketahanan Energi

Photo Author
- Kamis, 11 September 2025 | 10:45 WIB
EITS Discussion Series 2025: Apa Kabar Transisi Energi di Sektor Transportasi, di  Jakarta, Rabu (10/9) (istimewa)
EITS Discussion Series 2025: Apa Kabar Transisi Energi di Sektor Transportasi, di Jakarta, Rabu (10/9) (istimewa)

 

JAKARTA - Transisi energi di sektor transportasi menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam upaya mencapai target net zero emission. Oleh karena itu ada 4 parameter utama yang ada dalam ketahanan energi Indonesia yaitu ketersediaan (availability), akses energi (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan keberlanjutan lingkungan (sustainability).

“Ketahanan energi tidak hanya bicara soal pasokan. Harus tersedia, bisa diakses semua lapisan masyarakat, harganya terjangkau, dan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, dalam acara EITS Discussion Series 2025: Apa Kabar Transisi Energi di Sektor Transportasi, di Jakarta, Rabu (10/9).

Baca Juga: Hardjuno Wiwoho: RUU Perampasan Aset Tak Sekadar Diajukan, Publik Sudah Terlalu Marah

Ditegaskan , sektor transportasi memiliki peran besar dalam roadmap transisi energi. Berbagai strategi telah disiapkan pemerintah, mulai dari elektrifikasi transportasi, pengembangan biofuel, hingga eksplorasi energi baru seperti hidrogen dan amonia.

“Di transportasi, kita punya grand design transisi energi. Mulai dari kendaraan listrik (EV), bioetanol, biodiesel, hingga bioavtur untuk penerbangan. Semua diarahkan agar emisi sektor transportasi bisa terus ditekan,” katanya.

Sementara iti, Vice President Corporate Communication Pertamina, Indira Pratyaksa mengatakan, transisi energi yang merupakan mandat dari Presiden Prabowo Subianto, memperkuat komitmen dalam mendukung transisi energi nasional, PT Pertamina (Persero) khususnya di sektor transportasi.

Baca Juga: Hardjuno Wiwoho: RUU Perampasan Aset Tak Sekadar Diajukan, Publik Sudah Terlalu Marah

Sejumlah inisiatif strategis dilakukan, mulai dari pengembangan biofuel, sustainable aviation fuel (SAF), hingga hidrogen hijau yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon sekaligus menjaga ketahanan energi Indonesia.

“Transisi energi harus dijalankan secara serius agar Indonesia tetap tangguh menghadapi perubahan global. Pertamina fokus tidak hanya pada energi ramah lingkungan, tetapi juga andal dan terjangkau,” ujarnya.

Salah satu bukti konkret adalah penerbangan uji coba Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dilakukan oleh Pelita Air Service pada 20 Agustus 2025. Pesawat berhasil terbang pulang-pergi Jakarta–Bali dengan bahan bakar ramah lingkungan produksi Pertamina.

Baca Juga: Sidang Panas Komisi XI Jadi Adem: Menkeu Purbaya yang Kocak Beberkan Kesalahan Ekonomi dan Janjikan Perubahan

“Ini bukti nyata komitmen Pertamina mendukung transportasi hijau. SAF yang kami kembangkan sudah melalui uji coba bersama mitra internasional dan terbukti mampu menurunkan emisi hingga 85 persen dibandingkan bahan bakar konvensional,” jelas Indira.

Dijelaskan, sektor transportasi memiliki peran besar dalam roadmap transisi energi. Berbagai strategi telah disiapkan pemerintah, mulai dari elektrifikasi transportasi, pengembangan biofuel, hingga eksplorasi energi baru seperti hidrogen dan amonia.

“Di transportasi, kita punya grand design transisi energi. Mulai dari kendaraan listrik (EV), bioetanol, biodiesel, hingga bioavtur untuk penerbangan. Semua diarahkan agar emisi sektor transportasi bisa terus ditekan,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB
X