JAKARTA (KR) — Tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) pada November 2025 sebesar 0,17 persen. Inflasi ini lebih rendah dari bulan Oktober 2025 yang mencapai 0,28 persen serta lebih rendah dari November 2024 yang mencapai 0,30 persen.
“November 2025 mengalami inflasi yang lebih rendah dari bulan Oktober 2025 dan bulan yang sama tahun laku,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/12).Adapun secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,72 persen.
“Secara tahunan terjadi inflasi 2,72 persen, dan secara tahun kalender atau year-to-date (ytd) terjadi inflasi 2,27 persen,” katanya.
Baca Juga: Tiga Penulis Indonesia Diskusi Dinamika Adaptasi Novel ke Layar Lebar
Pudji mengatakan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni sebesar 1,21 persen dengan memberikan andil inflasi mencapai 0,09 persen.
“Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,08 persen. Komoditas lainnya yang juga memberikan andil inflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,04 persen.”
Kemudian, komoditas bawang merah juga memiliki andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas lainnya yaitu ikan segar dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen serta wortel dengan kontribusi inflasi sebesar 0,02 persen.
Baca Juga: Peristiwa Banjir Bandang di Sumatera, Pakar UGM Soroti Kerusakan Ekosistem
Pudji menjelaskan, di samping itu, ada beberapa komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada November 2025. Antara lain daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen, beras dan cabai merah dengan andil deflasi masing-masing mencapai 0,02 persen, serta beberapa komoditas seperti telur ayam ras dan kentang masing-masing 0,01 persen.
Ditambahkan, pada November 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,72 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,22. Inflasi y-on-y tertinggi di tingkat provinsi terjadi di Provinsi Riau sebesar 4,27 persen dengan IHK sebesar 110,86 dan terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,65 persen dengan IHK sebesar 108,05.
Sementara itu, inflasi y-on-y tertinggi di tingkat kabupaten/kota terjadi di Kabupaten Toli-Toli sebesar 6,69 persen dengan IHK sebesar 117,71 dan terendah terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 0,10 persen dengan IHK sebesar 108,47.
Baca Juga: Pelatihan Ansor Cyber Langkah Strategis Pembentukan Badan Cyber Ansor DIY
Adapun deflasi y-on-y terdalam di tingkat kabupaten/kota terjadi di Kabupaten Minahasa Utara sebesar 0,51 persen dengan IHK sebesar 110,21 dan terendah terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 0,42 persen dengan IHK sebesar 108,14.
Tingkat inflasi y-on-y komponen inti pada November 2025 sebesar 2,36 persen; dengan inflasi m-to-m sebesar 0,17 persen; dan inflasi y-to-d sebesar 2,18 persen. (Lmg)