bisnis

Harga Emas Berpeluang Tembus USD 4.600, Ini Faktornya

Selasa, 26 Agustus 2025 | 11:10 WIB
ilustrasi emas (ICDX)


Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell membuka peluang pemangkasan suku bunga bulan depan, tetapi posisi itu bisa menjadi rumit jika tekanan inflasi terus meningkat.

Harga emas meski tetap mendapat dukungan kuat, para analis mencatat setiap komplikasi dalam kebijakan moneter The Fed dapat membatasi potensi kenaikan logam mulia tersebut. Harga emasmenutup pekan di pertengahan kisaran jangka pendeknya; harga spot emas ditutup Jumat di level USD 3.371,23 per ons, naik 1% dibandingkan pekan lalu.

Dikutip dari Kitco.com Senin (25/8/2025) sebagian besar kenaikan emas terjadi pada Jumat, setelah pidato Powell yang sangat ditunggu dalam simposium tahunan bank sentral Federal Reserve.

Baca Juga: Berangkat dari Malang ke Juanda? Nahwa Travel Jadi Travel Malang Juanda Paling Laris

Powell menyoroti meningkatnya risiko ekonomi dari inflasi yang naik dan perlambatan aktivitas, tetapi tetap mencatat masih ada ruang untuk memangkas suku bunga.

"Dengan kebijakan yang berada di wilayah restriktif, prospek dasar dan pergeseran keseimbangan risiko dapat membenarkan penyesuaian sikap kebijakan kami," kata dia.

Ekonom menilai komentar Powell jelas mendukung pelonggaran pada September, tetapi hal itu tidak berarti The Fed akan siap memangkas suku bunga secara agresif hingga akhir tahun, meski pasar mengharapkan demikian.

Baca Juga: Produk Batik Perca Sukoreno Ekspor Ke Jerman

Menurut CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan ada potensi dua kali lagi pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun. Meski ada risiko ganda terhadap mandat mereka potensi inflasi lebih tinggi dan pengangguran lebih tinggi Powell mengindikasikan bahwa sudah saatnya lebih fokus pada lapangan kerja daripada inflasi.

"Ia juga menegaskan bahwa satu kali pemangkasan suku bunga tidak berarti The Fed akan melanjutkan serangkaian pemangkasan tambahan secara terjadwal, namun ia mengakui bahwa tingkat suku bunga saat ini agak terlalu tinggi,” kata Chief Investment Officer Northlight Asset Management, Chris Zaccarelli.

Sementara itu, Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach tidak yakin The Fed akan bisa melonggarkan suku bunga lebih jauh setelah September.

Baca Juga: Lewat AI, Kadin DIY Dorong Penciptaan Kerja Generasi Muda

"Isyarat pemangkasan suku bunga yang akan datang akan menekan imbal hasil obligasi dan mendukung pasar dalam jangka pendek. Namun ke depan, pergeseran struktural dalam ekonomi menciptakan ketidakpastian tentang tingkat suku bunga jangka panjang,” ujar dia.

 

Tags

Terkini

Bisakah Short Trade Crypto di Indonesia?

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:23 WIB

DEN kaji Pajak Karbon Masih Dikaji

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:15 WIB

Smailing Tour Bergabung Sebagai Anggota Virtuoso

Senin, 8 Desember 2025 | 19:47 WIB