Produk Batik Perca Sukoreno Ekspor Ke Jerman

Photo Author
- Senin, 25 Agustus 2025 | 22:00 WIB
Produk batik perca dari Sukoreno Sentolo. (Widiastuti )
Produk batik perca dari Sukoreno Sentolo. (Widiastuti )

Krjogja.com - KULONPROGO - Batik perca yang selama ini tidak dilirik dan menjadi limbah, justru dimanfaatkan oleh penjahit Sukoreno Sentolo untuk dijadikan berbagai produk seperti daster, celana pendek/panjang, rompi, ataupun topi. Bahkan produk batik perca ini sudah diekspor ke Jerman, mereka setiap tiga bulan mengirim produknya ke sana.

Dwi Wahyuni Ketua Desa Wisata Sukoreno menuturkan, kegiatan dari desa wisata diantaranya mengedukasi daur ulang kain full batik perca menjadi berbagai produk seperti daster, blus, dan lainnya. Demikian pula edukasi ecoprint dengan sistem pounding ataupun kukus. Untuk yang sistem kukus pihaknya bisa menerima beberapa tamu.

Baca Juga: Jangan Salah! Dua Perempuan Hebat Ini Temui Ibunda Nabi Jelang Peristiwa Maulid

"Batik perca idenya sudah mulai 2024, mengenalnya dikembangkan desa wisata. Kita melihat dari sisa-sisa kain. Kebetulan kita penjahit otodidak, melihat banyak sisa-sisa kain yang menumpuk dan kalau kain pengap. Maka kita buat untuk menjadi sebuah produk atau hasil, semula daster kemudian mengikuti mode, ada rompi, outer, celana pendek dan panjang, topi, sprei serta sarung bantal/ selimut," kata Dwi, Senin (25/8/2025).

Ditambahkan Dwi Wahyuni, pihaknya juga mendatangkan kain perca batik dari Pekalongan karena dari lokal masih kekurangan dengan semakin meningkatnya permintaan. Kain-kain perca awalnya dusuruh ambil, karena sekarang sudah ada nilainya, sekarang bayar.

Baca Juga: Vannes Wijaya 'Kuda Hitam' COC Season 2 yang Raih Juara

"Untuk ekspor ke Jerman, kebetulan kita sudah ada MoU. Tiga bulan sekali kirim. Di Sukoreno ini ada sembilan orang lebih penghasil produk perca batik. Jogja yang punya produksi perca hanya Sukoreno. Harganya bervariasi, mulai Rp 30 ribu seperti celana panjang, tapi kalau banyak saku tentu tambah ongkos, harga menyesuaikan dengan permintaan atau motifnya," ujarnya.

Desa Wisata Sukoreno, lanjut Dwi Wahyuni, mempunyai view berupa persawahan dan Bulak Kayangan. "Sedangkan untuk kuliner terdapat berbagai macam makanan. UMKM ada pendampingan dari Desa Prima dengan produksi diantaranya telur rasa soto, Sawut Kayangan yang semua bahan memberdayakan lokal singkong seperti burger dan jenis lainnya," ucap Dwi. <B>(Wid)<P>

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X