Cita-cita Indonesia untuk memiliki industri otomotif lokal sudah lama ditanamkan oleh para pemangku kebijakan sejak tahun 1950-an, ketika Menteri Perhubungan Republik Indonesia kala itu dijabat Ir. Loah.
Keinginan itu tercetus ketika Loah mendirikan NV Indonesia Service Company (ISC), yang memiliki mimpi agar Indonesia tidak menjadi “tukang warung” yang menadah barang dagangan dari pengusaha dan pedagang asing yang berabad-abad telah menjadi parasit dan pengisap darah bangsa Indonesia seperti yang tertulis dalam buku
Menghadapi "kue" pasar EV Indonesia dan global yang terus membesar, negeri ini harus menjadi pemain utama pada era mobil listrik.
Oleh karena itu, keterbiasaan menggunakan produk luar negeri hingga saat ini menjadi tantangan lain dalam membentuk ekosistem kendaraan dalam negeri. Kesadaran untuk beralih ke produk dalam negeri harus lebih digencarkan dengan berbagai cara.
Bangsa Indonesia harus bisa mengatasi faktor-faktor penghalang, seperti persepsi masyarakat terhadap kualitas yang lebih baik pada kendaraan impor, harga yang lebih tinggi, dan perlu ditingkatkannya dukungan fasilitas pemerintah bagi industri kendaraan buatan Indonesia.
Untuk itu, kata Yannes kepada ANTARA, perlu adanya berbagai langkah strategis yang dapat membangun kesadaran untuk mengubah pola pikir para konsumen lokal melalui riset, inovasi, dan adopsi teknologi mutakhir oleh pabrikan dalam negeri.
Betapa pentingnya kampanye dan edukasi publik secara masif dilakukan Pemerintah dan asosiasi industri untuk meningkatkan kepercayaan terhadap kendaraan buatan Indonesia nantinya.
Bentuk dukungan yang masih bisa dijangkau dalam waktu dekat, antara lain, dengan mengeluarkan kebijakan insentif dan juga afirmasi yang terus-menerus dilakukan. Alhasil, akan dapat membentuk pola pikir kurang apresiatif yang selama ini terpatri dengan di benak konsumen, bisa melunak sedikit demi sedikit.
Ketika semua sudah dijalankan dengan baik dan sungguh-sungguh, bukan tidak mungkin Indonesia yang memiliki berbagai kebutuhan untuk industri masa depan, bakal menjadi pemain utama di sektor industri otomotif ke depannya.
Dengan implementasi strategi kolaboratif antara pelaku industri, Pemerintah, dan masyarakat, secara bertahap kendaraan 'Made in Indonesia' dapat menjadi pilihan utama konsumen domestik yang memiliki daya saing global.
Tren dan dinamika industri otomotif dunia tersebut memiliki dampak bagi Indonesia, hingga kini. Apalagi dengan penduduk lebih dari 275 juta jiwa, negeri ini merupakan pasar otomotif yang sangat besar dan prospektif.
Penjualan mobil baru di Indonesia per tahun dalam kisaran satu juta unit, sedangkan sepeda motor mencapai 6 juta unit lebih. Dengan potensi pasar otomotif demikian besar, sudah saatnya Indonesia memiliki merek kendaraan bermotor sendiri.
Bagi Indonesia, dunia otomotif bukan hal baru karena sejak awal abad 19, negeri ini sudah menjadi bagian dari industri otomotif global. ANTARA