Catatan evaluasi layanan transportasi Indonesia*

Photo Author
- Jumat, 14 Juni 2024 | 09:30 WIB
 Ilustrasi - Sejumlah warga membawa barang bawaannya saat mengikuti program mudik gratis dari pemerintah setempat.    (  ANTARA/Azmi Samsul Maarif/aa.)
Ilustrasi - Sejumlah warga membawa barang bawaannya saat mengikuti program mudik gratis dari pemerintah setempat. ( ANTARA/Azmi Samsul Maarif/aa.)

Sesungguhnya, akar masalah belum terintegrasi sistem transportasi di Indonesia adalah minimnya (pernah ada, namun sekarang punah) layanan angkutan perdesaan, angkutan perkotaan, angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan perintis. Selain itu, negara tidak lagi memproduksi sepeda motor dengan isi silinder lebih dari 100 cc. Harus dilakukan, sehingga dalam 5 tahun ke depan di musim Lebaran, penggunaan kendaraan pribadi bisa berkurang, minimal tidak bertambah, sudah bagus.

Kecelakaan Bus Rosalia Indah di Km 370 Tol Semarang – Batang yang menyebabkan tujuh meninggal dunia mengingatkan kita agar mengemudi kendaraan tidak dalam keadaan mengantuk karena kelelahan.

Menurut hasil investigasi KNKT, sebanyak 80 persen kecelakaan di Indonesia disebabkan sopir mengantuk. Oleh karena itu diperlukan tempat istirahat di terminal, lokasi wisata, penginapan bagi sopir angkutan umum serta kampanye masif perlunya istirahat jika lelah saat mengemudi.

Selain itu, pihak berwenang perlu mewajibkan semua kendaraan (umum dan pribadi) yang melakukan perjalanan jarak jauh untuk menggunakan sabuk keselamatan. Pemeriksaan kondisi bus dan pengemudinya juga dilakukan secara rutin di setiap terminal, sebelum berangkat.

Infrastruktur transportasi dibangun untuk kondisi normal (keseharian), bukan hanya untuk musim Lebaran saja. Adalah wajar jika pada musim Lebaran akan terjadi waktu perjalanan bertambah. Namun faktor keselamatan tetap harus menjadi yang utama, dengan tidak memaksa sopir menyetir lebih dari delapan jam dan memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Keselamatan tetap harus diutamakan, bukan kecepatan.

Pembenahan dan pelaksanaan dapat dimulai setelah musim Lebaran usai. Masyarakat akan menjadi terbiasa, sehingga saat musim Lebaran tiba tidak mengagetkan. Hanya cukup menyesuaikan. (ANTARA)


*) Djoko Setijowarno adalah akademisi pada Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

BLTS menyentuh 28 juta penerima

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:45 WIB

Internet Rakyat solusi akses jaringan murah

Jumat, 5 Desember 2025 | 11:29 WIB

Mencetak guru agama profesional dengan PPG

Jumat, 21 November 2025 | 08:15 WIB

Pupuk Subsidi Makin terjangkau

Jumat, 7 November 2025 | 08:30 WIB

Mewujudkan MBG aman dan menyehatkan

Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:10 WIB

Menyiapkan Merauke sebagai lumbung pangan

Jumat, 10 Oktober 2025 | 15:41 WIB

Gerak cepat pemerataan MBG di Papua

Jumat, 26 September 2025 | 08:20 WIB
X