Dody Prasojo menyampaikan selama ini program pemerintah daerah setempat memberikan pendampingan dan pelatihan dirasakan manfaatnya.
Sehingga, dengan bekal pelatihan dan pendampingan bagi petani kopi, sebagian besar petani kopi mampu menerapkan budi daya kopi yang baik dan benar atau sesuai SOP.
Pemkab Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat juga perlu terus memperbarui atau pendataan ulang kelompok petani kopi.
Karena, dengan data kelompok petani kopi, pemerintah daerah akan lebih mudah mengoordinir masing-masing petani untuk diberikan pelatihan dan pendampingan budi daya kopi yang tepat dan benar.
Pelatihan sekaligus pendampingan budi daya kopi bagi petani sangat penting untuk meningkatkan kualitas kopi, termasuk kuantitas.
Pendampingan maupun pelatihan bagi petani kopi harus dilakukan berkelanjutan, sehingga ada kesinambungan dan regenerasi.
Dody yang merupakan petani kopi sekaligus pegiat kopi di Situbondo itu juga mengapresiasi langkah Bupati Karna Suswandi yang memberikan perhatian di dunia perkopian dengan mem-branding kopi dari Kayumas dengan nama yang lebih mengglobal, menjadi "Golden Wood Coffee".
Dengan nama baru itu diharapkan nantinya ada keberlanjutan untuk menata program branding kopi dan jangkauan pemasaran yang lebih luas.
Perkebunan kopi rakyat di Desa Kayumas selama ini sudah berjalan, namun tetap memerlukan perhatian dari pemerintah, mulai dari sisi hulu dan juga pengelolaan di hilir.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kelompok Tani Kopi Sejahtera Kayumas Situbondo Alex Dwi Sisworaharjo. Menurutnya, kelompok petani kopi di desa itu, sejauh ini sudah mendapatkan pendampingan maupun pelatihan mengenai budi daya kopi.
Dengan pendampingan itu mereka berharap, nantinya kopi asal Kayumas tersebut dapat diekspor, sehingga lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan pemerintah daerah di Situbondo.
Dengan difasilitasi oleh pemerintah, petani dapat dengan mudah mengirimkan hasil budi dayanya itu, dari yang selama ini mengandalkan pasar di wilayah kabupaten yang dikenal sebagai Kota Santri itu dan pasar di kabupaten/kota tetangga.
Dengan jenama Golden Wood Coffee Situbondo yang diluncurkan Pemkab Situbondo pada 2021 itu sudah terbuka peluang untuk memasarkan kopi khas Situbondo itu ke luar negeri.
Untuk di sisi hilir, di Situbondo saat ini telah menjamur kedai-kedai kopi dengan SDM yang mumpuni. Dengan memperhatikan semua aspek dari budi daya kopi ini, Situbondo akan menjadi salah satu pemasok bahan dasar kebutuhan minuman yang kini digemari masyarakat dunia itu. (ANTARA)