Harga Beras Melambung, Gus Hilmy Nilai Akibat Bansos Ugal-ugalan

Photo Author
- Kamis, 22 Februari 2024 | 21:33 WIB
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr H Hilmy Muhammad MA. (Foto: Febriyanto)
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr H Hilmy Muhammad MA. (Foto: Febriyanto)


KRJogja.com - YOGYA - Kenaikan harga beras memicu reaksi di masyarakat. Imbas Pemilu 2024 disebut turut mempengaruhi melambungnya harga bahan kebutuhan pokok tersebut.

"Selain karena pasokan yang berkurang dan permintaan tinggi, ada pemicu lain karena pemerintah ugal-ugalan dalam mendistribusikan bantuan sosial (bansos) yang tidak sesuai jadwal dan peruntukannya, bahkan cenderung mengabaikan prosedur," tegas anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr H Hilmy Muhammad MA dalam keterangannya, Kamis (22/02/2024).

Menurut pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut, krisis beras sudah terjadi sejak tahun lalu akibat iklim dan masalah pertanian. Meski demikian, menurutnya pemerintah sudah melakukan mitigasi. Sayangnya, hal itu dirusak atas nama bansos ketika masa kampanye Pemilu 2024.

Baca Juga: Mirip di Film, 16 Tahanan Kabur dari Sel Polsek Tanah Abang

"Untuk ketahanan pangan kita memang perlu banyak evaluasi, apalagi jika ngomong food estate. Tapi kalau kita lihat, krisis ini sudah sejak tahun lalu dan pemerintah sudah melakukan mitigasi. Tapi sayangnya, pemerintah ugal-ugalan dalam membagikan bansos. Akibatnya, stok di gudang Bulog menipis sebelum waktunya. Ini pemerintah menyalahi manajemen sederhana antara pasokan dan permintaan," sebut anggota Komite I DPD RI tersebut.

Jika sesuai jadwal menurut Gus Hilmy, distribusi bansos beras regular seharusnya dilakukan setiap bulan atau maksimal tiga bulan. Jadi menurutnya, faktornya tidak semata-mata dari iklim atau pertanian. "Ada faktor lain, ya. Ada kepentingan lain. Padahal pas kampanye kemarin, beras sebagai bagian dari bantuan sosial (bansos) terkesan murah dan mudah didapat, karena dibagi-bagikan kepada semua elemen masyarakat. Aneh juga kalau beras mahal dan langka sesudah Pemilu," sambung Pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak tersebut.

Kekhawatiran lain yang dirasakan Gus Hilmy, tingginya harga beras akan memicu harga-harga kebutuhan pokok lainnya melonjak. Hal ini akan semakin membebani masyarakat. "Tidak menutup kemungkinan, imbas dari tingginya harga beras ini akan merambat ke bahan-bahan yang lain, seperti cabai, bawang, daging, dan lain sebagainya. Akibatnya tentu semakin memberatkan daya beli masyarakat," ungkap Gus Hilmy.

Baca Juga: Video Viral di Media Sosial, Eskalator Stasiun Manggarai Error Bikin Penumpang KRL Jatuh

Untuk itulah Gus Hilmy meminta pemerintah segera melakukan skema mitigasi karena ke depan permintaan akan semakin banyak untuk menghadapi Ramadan dan Lebaran.

"Dari data yang kami peroleh, cadangan Bulog terkuras 1,32 juta ton. Ini harus segera diatasi. Jangan sampai nantinya masyarakat dibuat sibuk dengan harga-harga bahan makanan pokok, sehingga mereka terganggu dalam menyambut Ramadan dan Lebaran yang seharusnya diisi dengan memperbanyak ibadah," pungkas Gus Hilmy. (Feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB
X