Krjogja.com - YOGYA – Sampah di pesisir pantai dan laut masih menjadi persoalan besar yang perlu ditangani dengan serius. Untuk mengatasi masalah ini, TNI Angkatan Laut (AL) melalui Dinas Psikologi TNI AL meluncurkan program Laboratorium Psikologi Maritim yang akan menggandeng 17 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk merekayasa perilaku masyarakat agar mencintai laut dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan serta melestarikan ekosistem laut yang merupakan bagian penting dari ketahanan nasional dan ketahanan pangan Indonesia.
Untuk meminta izin terkait pelaksanaan program tersebut di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kepala Dinas Psikologi TNI AL, Laksma TNI Wisnu Agung Priyambodo, bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Gedhong Gadri, Kompleks Kepatihan, pada Selasa (18/2). Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Bappeda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, serta Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi.
Wisnu Agung Priyambodo mengungkapkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang seharusnya mendorong kita untuk lebih mencintai laut. "Sebagai negara kepulauan, kita harus menjaga laut kita. Cinta terhadap laut perlu ditumbuhkan, tidak hanya di masyarakat pesisir, tetapi juga di hulu, karena sekitar 20 hingga 37 persen sampah di laut justru berasal dari daratan," jelas Wisnu.
Baca Juga: Sultan Beri Selamat PSIM Lolos Liga 1, Berharap Menang di Laga Final
Ia menambahkan bahwa dengan adanya kecintaan terhadap laut, diharapkan masyarakat akan lebih peduli dan mau merawat serta menjaga kebersihan laut. "Kalau kita cinta, tentu kita akan menjaga apa yang kita cintai. Salah satu yang paling terlihat dari program ini adalah perubahan perilaku masyarakat dalam membuang sampah," tegas Wisnu.
Program Laboratorium Psikologi Maritim ini akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB). Dalam pertemuan dengan Sultan HB X, Wisnu juga menyampaikan perhatian Sultan terhadap masalah kemaritiman yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Sultan menekankan bahwa budaya harus menjadi dasar dalam pelaksanaan program ini. "Budaya menjadi fondasi penting, agar kita kembali mencintai laut dan memanfaatkan sumber daya laut untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Wisnu.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan ada perubahan yang signifikan dalam sikap masyarakat terhadap kebersihan laut, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya laut bagi kehidupan manusia dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia ke depan. (*)