ekonomi

Pengamat: Pelemahan rupiah bisa jadi alasan BI tahan suku bunga

Rabu, 18 Desember 2024 | 13:55 WIB
Petugas menyusun uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Krjogja.com - JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI-Rate (Bank Indonesia).

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan, hari ini BI kemungkinan mempertahankan suku bunga acuannnya meskipun The Fed (Federal Reserve) akan memangkas suku bunganya dini hari nanti.

"Pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Terkait pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perihal kasus dugaan korupsi dalam penggunaan dana corporate social responsibility (CSR) BI, lanjutnya, masalah ini tak berkaitan dengan urusan kebijakan moneter. Namun, problem ini kurang lebih bisa mengganggu konsentrasi BI untuk mengelola kebijakan.

Baca Juga: Yogyakarta dan Solo Siap Hadapi Angkutan Nataru 2024/2025

"Jadi, sedikit banyak bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah paling tidak hingga permasalahannya jelas," ucap dia seperti dilansir Antara.

Untuk pergerakan indeks dolar pada pagi ini mengalami kenaikan menjadi 106,92 dibandingkan pagi sebelumnya, yakni 106,77. Artinya, dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.

Selain itu, data penjualan ritel AS bulan November month to month (MoM) menunjukkan kenaikan menjadi 0,7 persen, melebihi bulan sebelumnya yang sebesar 0,5 persen. Hal ini berarti ekonomi AS masih bagus, sektor ritel masih menopang pertumbuhan.

"Hasil ini tentunya menambah ekspektasi bahwa The Fed bisa tidak memangkas suku bunganya dalam waktu yang lebih lama sesudah Desember ini sehingga membantu penguatan dolar AS," ungkap Ariston.

Baca Juga: Jawa Tengah Lakukan Pembatasan Angkutan Barang Selama Libur Nataru

Dia memprediksi nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp16 ribu per dolar AS dengan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.100 per dolar AS dengan support di sekitar Rp16 ribu per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.085 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.101 per dolar AS.(*)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB