LOUIS Vuitton, brand fesyen mewah asal Prancis memutuskan menutup salah satu toko mereka sebagai respons protes anti-pemerintah yang digelar massa Hong Kong selama tujuh bulan terakhir. Lokasi toko tersebut berada di Mal Time Square yang berada di kawasan pusat perbelanjaan Causeway Bay.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (3/1/2019), sumber dalam mengatakan merek yang dimiliki kelompok LVMH berencana menutup tokonya di mal itu setelah pemilik mal Wharf Reic menolak menurunkan biaya sewa toko di lantai dua tersebut.
Louis Vuitton diketahui memiliki delapan cabang di Hong Kong. Salah satunya berada di sekitar Mal Lee Gardens yang berjarak empat menit berjalan kaki dari Times Square. Label tersebut juga sebelumnya berencana membuka toko ke sembilan di Bandara Internasional Hong Kong pada 2021.
Label fesyen mewah itu awalnya membuka banyak cabang di Hong Kong, lantaran kota tersebut menarik banyak pembeli dari daratan China. Mereka datang karena tertarik dengan harga lebih murah yang dikenakan pada barang-barang mewah.
Kebijakan tersebut disebut karena Hong Kong merupakan pelabuhan bebas dan tidak mengenakan tarif cukai pada barang-barang impor.
Namun, sejak rombongan pengunjuk rasa makin beringas dan sentimen anti-China meningkat, diikuti penyerangan pada orang-orang yang berbicara bahasa Mandarin, serta aksi vandalisme terhadap bisnis berkaitan dengan China, pengunjung dari China daratan pun menyusut.
Berdasarkan data yang dirilis Hong Kong Tourism Boar, hanya 2,65 juga orang yang berkunjung ke Hong Kong pada November 2019, menurun sekitar 56 persen dari periode sama tahun lalu.