DIRJEN Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo menjelaskan penyebab mahalnya biaya penanganan pasien terjangkit virus corona. Salah satunya harga PCR karena berkaitan dengan investasi prasarana laboratorium.
"PCR cukup mahal karena investasi ini terkait prasarana karena laboratorium harus standar biosafety level 2, itu salah satu yang bikin mahal," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR-RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Selain itu, harga reagen PCR juga terbilang mahal. Untuk satu kali pengetesan diperlukan satu reagen seharga Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta.
Itu pun belum termasuk alat-alat lainnya dalam pemeriksaan Covid-19. Sehingga diperkirakan total pengeluaran yang dikeluarkan untuk satu kali pemeriksaan sebesar Rp 1,2 juta.
"Kira-kira cost-nya sekitar Rp 1,2 juta. Itu yang menyebabkan harganya relatif mahal," kata Bambang.
Bambang menambahkan jumlah tersebut akan berbeda jika dilakukan di rumah sakit swasta. Sebab, selain soal investasi modal ada margin yang membuat tarifnya lebih tingi dari pemerintah yang berkisar di angka Rp 1 juta-Rp 1,2 juta.
"Kalau di rumah sakit swasta terkait dengan investasi modal dan ada margin tapi untuk fasilitas dari pemerintah sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta," kata Bambang mengakhiri.(*)