Hati-hati, Bahaya Belajar Sistem Daring Bagi Kesehatan Mata

Photo Author
- Minggu, 26 April 2020 | 16:30 WIB
Guru besar FK UGM Prof dr Suhardjo SU Sp MA (K).
Guru besar FK UGM Prof dr Suhardjo SU Sp MA (K).

YOGYA KRJOGJA.com - Belajar sistem daring atau learning home saat ini harus dilakukan, namun ternyata ada bahayanya. Paling tidak, bagi mata, karena bisa menambah pertambahan minus bagi yang sudah mangalami mata minus sebelumnya. Pertumbuhan paling cepat untuk minus, terutama pada anak usia 12-16 tahun.

Guru besar FK UGM Prof dr Suhardjo SU Sp MA (K), menyebutkan, dampak sekolah sistem daring, menyebabkan fenomena ‘Booming miopa’. Atau jumlah anak yang terkena rabun jauh miopia (berkaca mata minus) berpotensi meningkat. Kondisi tersebut dipicu anak tidak pernah berolahraga, malas gerak (mager) sehingga kondisi ini akan makin mempercepat.

Dalam wawancara dengan KRJOGJA.com, Minggu (26/4/2020) guru besar kedokteran mata UGM tersebut juga menunjukkan sejumlah penelitian membuktikan bahwa ‘near work activity’ setiap hari, salah satu faktor risiko. Selain itu, ada sejumlah faktor yang ikut mempercepat rabun jauh antara lain posisi baca, meja baca yang kurang memenuhi syarat, ruangan yang penerangannya kurang. Penelitian oleh M He dkk (2020), menyimpulkan bahwa aktivitas diluar rumah, termasuk mencegah miopia pada masa pertumbuhan. Karenanya, di sela-sela kesibukan belajar di rumah, tetap perlu melakukan olahraga setiap hari minimum 30 menit. Tetapi ada ahli yang juga menyebutkan 60 menit olahraga akan lebih baik.

Menurut Prof Suhardjo, saat ini miopia menjadi fenomena di dunia, apalagai saat semua harus bekerja dan belajar dari rumah saat pandemi Covid-19 terjadi, sementara aktivitas fisik kurang diperhatikan. Apakah bisa ditolong dengan vitamin untuk pencegahan? Dokter ahli mata tersebut menyatakan, meski tidak signifikan tetapi vitamin C paling baik. Kornea dan lensa di mata, memang sangat berperan dalam kasus miopia.

Namun beberapa tips sebagai upaya pencegahan, bisa dilakukan misalnya, paparan sinar matahari 3,3 jam perhari saat aktivitas di luar ruangan, akan mengurangi risiko booming secara siginifikan. Batasi waktu membaca secara dekat melihat layar televisi atau smartphone. Jangan lupa, koreksi pemakaian kacamata yang pas dengan pemakai. Penelitian juga membuktikan, memberikan obat tetes mata (siklopegik), paling tidak satu kali per hari memiliki efek mencegah progresivitas miopia. Ia menyarankan, kebijakan semacam ini sangat bagus kalau dilakukan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah sampai pemerintah. (Ioc)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Siap-siap, Chef Devina Punya Format Konten Terbaru

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:40 WIB
X