YOGYA, KRJOGJA.com - Membeli baju baru saat momen Lebaran menjadi tradisi turun-temurun yang sudah ada di Indonesia sejak abad ke-16. Bahkan menurut survei JakPat (Jajak Pendapat) tahun 2021, meski pandemi masih melanda, belanja baju baru masih menduduki posisi empat besar (45 persen) di antara kebutuhan lainnya.
Dengan adanya pakaian-pakaian baru, maka yang lama akan tergantikan. Jika tidak di ujung lemar terdalam, maka akan berakhir hanya menjadi onggokan dan tak sedikit berakhir di tempat sampah.
Bertepatan dengan momen Ramadan tahun ini, Reckitt Indonesia melalui Vanish, menginisiasi gerakan #BahagiaBerbagiBaju untuk mengajak masyarakat Indonesia menyumbangkan pakaian lama layak pakai bagi mereka yang membutuhkan sekaligus memperpanjang masa pakai pakaian untuk mengurangi limbah pakaian. Program ini juga sejalan dengan tujuan keberlanjutan perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan dalam upaya bersama-sama menciptakan dunia yang lebih bersih dan sehat.
Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia mengatakan, mengenakan pakaian terbaik merupakan bentuk sukacita dalam menyambut hari kemenangan, Idul Fitri. Namun, di masa ini, tidak sedikit di antara kita yang tidak bisa membeli baju baru untuk Lebaran.
“Kami menginisiasi gerakan #BahagiaBerbagiBaju, di mana kami ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berbagi kebahagiaan dengan menghidupkan kembali pakaian lama layak pakai mereka dengan Vanish agar menjadi pakaian yang terlihat bersih dan pantas dikenakan untuk menyambut momen kebersamaan ini,†ungkapnya melalui pernyataan tertulis, Kamis (21/4/2022).
Aghnia Punjabi, seorang influencer hijab yang juga pengusaha fashion menambahkan, di industri fashion, terdapat istilah fast fashion untuk menggambarkan bagaimana pakaian diproduksi secara cepat agar dapat terus mengikuti tren terbaru. Perilaku membeli baju Lebaran baru pun salah satunya didorong oleh tren fashion yang menampilkan desain yang berbeda setiap tahunnya.
Menurut artikel yang dirilis The World Bank tahun 2019, fast fashion dapat memperburuk masalah lingkungan karena mendorong lahirnya produk fashion yang memiliki masa pakai lebih singkat. Sebanyak 50 miliar pakaian baru diproduksi tahun 2000, dan 20 tahun kemudian tepatnya tahun 2020, tercatat rata-rata konsumen membeli pakaian 60 persen lebih banyak.
Tidak hanya membeli lebih banyak, konsumen juga membuang lebih banyak pakaian. Kurang dari 1 persen pakaian bekas didaur ulang menjadi pakaian baru. Diperkirakan setiap tahunnya sekitar USD 500 miliar hilang akibat pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah karena tidak disumbangkan atau didaur ulang.
Sebagai seorang Muslimah, Aghnia pun percaya keberhasilan ibadah Ramadan tidak hanya tercermin dari berpuasa sebulan penuh melainkan juga dari bagaimana kita mendorong diri untuk menjadi lebih baik, salah satunya dalam hal konsumsi pakaian.
“Saya menerapkan konsep one in, one out, yaitu saat membeli baju baru, saya akan memilih pakaian lama yang bisa disumbangkan ke sesama yang membutuhkan. Dengan konsep ini, selain dapat menghadirkan kebahagiaan kepada orang lain, kita juga bisa berkontribusi dalam upaya mengurangi limbah pakaian yang merupakan salah satu ancaman bagi kelestarian lingkungan,†ungkapnya.
Senada, Dona Agnesia yang merupakan Brand Ambassador Vanish menambahkan bahwa ia percaya merawat pakaian yang dimiliki dengan sepenuh hati merupakan kebiasaan baik yang dapat memperpanjang masa pakai pakaian. Untuk membantu mengurangi personal fashion waste kita juga bisa memanfaatkan momen-momen istimewa salah satunya seperti Ramadan ini untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama dengan cara menyumbangkan pakaian lama.
“Sebagai bentuk penghargaan dan kepedulian terhadap sang pemilik baru, sebelum menyerahkan pakaian lama kita, alangkah lebih baik jika kita memastikan pakaian tersebut dalam keadaan bersih dan tampak layak untuk dipakai,†tandas Dona.
Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyumbangkan pakaian lama layak pakainya, Vanish menyediakan drop box di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Transmart & Lottemart. Vanish juga bekerja sama dengan Paxel dalam menyediakan layanan penjemputan sumbangan pakaian lama layak pakai di lebih dari 40 kota di Indonesia. (Fxh)