Krjogja.com - Jakarta - Dalam sebuah eksperimen yang melibatkan 194 peserta, mereka diminta untuk mendengarkan delapan panggilan ayam ketika hewan tersebut mengantisipasi hadiah, dan delapan panggilan saat ayam tidak mengantisipasi hadiah.
Setelah itu, peserta diminta untuk menilai apakah ayam tersebut mengekspresikan kegembiraan atau ketidaksenangan. Hasilnya menunjukkan bahwa 69 persen peserta dapat dengan akurat mengidentifikasi apakah ayam merasa bahagia atau tidak melalui suara "kekek".
Baca Juga: Ini Dia 5 Drakor yang Sukses Cetak Rating Tinggi di Pekan Kedua Januari 2024
Eksperimen juga membuka fakta bahwa peserta lebih berhasil dalam membedakan panggilan yang menggembirakan, dengan 71 persen menjawab dengan benar. Sementara itu, 67 persen dapat mengklasifikasikan dengan tepat panggilan yang menggambarkan ketidaknyamanan atau kekecewaan.
Temuan ini memberikan wawasan lebih mendalam tentang tingkat kepekaan manusia terhadap ekspresi vokal hewan tertentu, terutama dalam konteks emosional yang terkait dengan antisipasi hadiah.
Baca Juga: Ari Maring Penuhi Janji, Jadi Topskor Sementara PSIM
“Studi kami memperkuat bukti bahwa manusia merasakan emosi di berbagai jenis, dan bahwa isyarat akustik spesifik mungkin mewujudkan sistem sinyal homolog di antara vertebrata,” demikian bunyi studi tersebut.
“Yang penting, manusia dapat mengidentifikasi panggilan terkait imbalan, dan kemampuan ini dapat meningkatkan pengelolaan ayam peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.”
Baca Juga: Rayuan Maut Gus Iqdam untuk Ning Nila, Ukhti-ukhti Jangan Iri
Menurut peneliti, kemampuan menganalisis keadaan emosional dalam panggilan alarm memberikan keuntungan signifikan dalam menilai tingkat ancaman terutama dalam situasi berbahaya. Temuan ini juga menekankan pentingnya persepsi yang akurat terhadap keadaan emosional dalam suatu spesies, seperti sengketa wilayah, menghindari predator, interaksi sosial, dan kelangsungan hidup bayi yang baru lahir.
Kemampuan untuk memahami keadaan emosional dalam panggilan alarm tidak hanya membantu penerima menentukan tingkat keparahan ancaman, tetapi juga memberikan manfaat khusus dalam situasi berbahaya. Tulisan para penulis mencatat bahwa situasi di mana persepsi akurat tentang keadaan emosional dalam suatu spesies diperlukan melibatkan sengketa wilayah, penghindaran predator, interaksi sosial, dan kelangsungan hidup bayi baru lahir. (*)