Senada dengan Mifta Reza, Pembina Sanggar Seni Kejeling Sindhu Wongso mengungkapkan, kesenian tradisional sekarang ini dalam keadaan ‘hidup segan mati tak mau.
Sindu Wongso mengakui sekarang ini minat kaum muda untuk mempelajari kesenian di daerahnya sendiri masih sangat rendah. Ini terjadi karena kaum muda justru menganggap kesenian daerah merupakan kebudayaan yang kuno dan tidak sesuai dengan selera anak muda di zaman sekarang ini. Ini merupakan daampak atau pengaruh dari cepatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.
Sindu mengatakan, adanya sanggar Seni Kejeling ini merupakan bentuk upaya untuk menarik kaum muda khususnya di Kabupaten Kendal, untuk mempelajari, melestarikan dan berupaya untuk mengembangkan kesenian tradisional yang ada di di Kendal, khususnya ketoprak.
Pemerhati budaya tradisional asal Kendal, Murdowo mengatakan, masyarakat, khususnya kaum muda harus memiliki semangat unhtuk mempertahankan budayanya sendiri. Jangan sampai anak muda kehilangan semangat dalam menggelorakan kembali seni dan budaya lokalnya.
â€Saya mengajak kepada kaum muda, mari kita Bersama-sama nguri-uri kabudayan yang ada di Kendal ini. Mari kita mencoba untuk berinovasi dengan menggunakan teknologi yang ada sekarang ini, tetapi jangan sampai kehilangan jati diri. Melibatkan teknologi tetapi tidak boleh merubah intisari budaya lokal yang ada,†tandas Murdowo. (Adv-Anf)