JAFF 2021 Dihadiri 10.000 Penonton, "Kadet 1947" Raih Best Film

Photo Author
- Minggu, 5 Desember 2021 | 13:57 WIB
20211206_140055
20211206_140055

YOGYA, KRJOGJA.com- Pemutaran Film Cinta Pertama, kedua, dan Ketiga, menutup perhelatan JogjaNETPAC Asian Film Festival (JAFF) 16 ‘Tenacity’ pada Sabtu, 4 Desember 2021. Selama delapan hari, tercatat lebih dari 10.000 penonton turut merayakan perkembangan sinema Asia Pasifik di Empire XXI Yogyakarta. Sebanyak 115 film dari 15 negara Asia Pasifik meramaikan pagelaran JAFF tahun ini, diantaranya adalah Memoria (2021), Pages (2021), Dear To Me (2021), dan  film Rehana Maryam Noor (2021) dari Bangladesh.

Tampak pula beberapa actor dan filmmaker yang menghadiri festival diantaranya Umay Shahab, Prilly Latuconsina dari Kukira Kau Rumah (2021), Ernest Prakasa sutradara dari Teka Teki Tika (2021) dan Reza Rahardian pemeran Tris (2021), Christine Hakim dan Ayushita dari Just Mom (2021), dan masih banyak lagi.

Pada penutupan kali ini, Ari Wulu beserta Komunitas Gayam 16 dan Caesar King kembali menjadi awalan sebelum film dimulai. Sebelumnya dibacakan penganugerahan kepada film terbaik Asia dengan beberapa kategori, yaitu  Pemenang Golden Hanoman Award dan NETPAC Award diberikan kepada film Taste dari Lê Båo, film ini bercerita tentang Bassley, pesepakbola asal Nigeria yang tinggal di Vietnam, sudah tidak mampu untuk mencari nafkah sejak kakinya patah. Golden Hanoman Award merupakan penghargaan terhadap Film Asia Terbaik pertama melalui penjurian dalam program Main Competition. Sedangkan NETPAC Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Network for the Promotion of Asia Pacific Cinema (NETPAC) sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sutradara Asia untuk karya film pertama dan kedua yang memberikan kontribusi sinematik yang dinilai penting bagi gerakan sinema baru Asia.

Penghargaan Silver Hanoman Award diberikan kepada dua film terbaik Asia, Yuni karya Kamila Andini tentang seorang gadis remaja cerdas dengan impian besar untuk kuliah. Dan Vengeance is Mine, All Others Pay Cash karya Edwin yang bercerita tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati. Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia — ia impoten.

Selanjutnya adalah Penganugerahan Blencong Award, penghargaan kepada film pendek Asia terbaik dari program Light of Asia. Tahun ini diberikan kepada film karya Vu Minh Nghia dan Pham Hoang Minh Thy, Live In Cloud-Cuckoo Land. Tentang sebuah kisah modern Kafka di Vietnam saat tengah berada di era transformasi. Film ini terasa seperti berita budaya berisi peristiwa sehari-hari: pernikahan, kemacetan lalu lintas, perampokan, metamorfosis mistis, dan kisah cinta.

JAFF Indonesian Screen Awards dipersembahkan untuk film panjang Indonesia dari para sutradara mapan serta talenta muda yang tengah naik daun - mereka yang menjadi masa depan sinema Indonesia. Film-film tersebut berkompetisi dalam nominasi Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.

Best Film jatuh kepada Kadet 1947, oleh Rahabi Mandra and Winaldo Artaraya Swastia. Best Director diberikan kepada Rahabi dan Aldo Swastia dalam Kadet 1947. Penghargaan Best Storytelling jatuh kepada Preman, oleh Randolph Zaini. Best Performance dimenangkan oleh Putri Marino dalam film Losmen Bu Broto. Lalu yang terakhir ada Best Cinematography yang didapatkan oleh film Ujel Bausad berkat pengarahan sinematografinya dalam film AUM!. Dan Honorary Mention in Directing Bambang “Ipoenk” di AUM. (Kn)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lima Fakta Menarik Film Timur untuk Isi Liburan

Rabu, 17 Desember 2025 | 21:45 WIB

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB
X