PROFESI menjadi influencer mulai dilirik bagi sebagian besar kaum milenial. Bagaimana tidak, kegiatan yang berawal dari hobi bermain di sosial media ini ternyata bisa menghasilkan dan dijadikan sebagai profesi tersendiri. Tidak main-main, penghasilan sebagai seorang influencer dengan grade A atau kelas nasional bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Namun dibalik semua kesuksesan tersebut, tersimpan banyak suka dan duka selama perjalanan menjadi seorang influencer. KRJOGJA.com berkesempatan mengulik lebih lanjut tentang kehidupan seorang influencer bersama influencer Yogya Arifan Drepan pada Rabu (1/7/2020) di Carrol Kitchen Kledokan.
Berawal dari kegemarannya bermain di sosial media instagram, akhirnya jadi keterusan dan mulai dilirik beberapa brand nasional. Hingga kini Arifan mempunyai lebih dari 30 ribu followers di instagram. Karena tingkahnya yang konyol, videonya di aplikasi Tik Tok sempat dilihat oleh ribuan orang yang mengakibatkan dia diundang di salah satu acara televisi nasional.
“Banyak yang komentar namun hampir semua komentar tersebut isinya hujatan,†candanya lepas. Namun dia tidak ambil pusing dengan hujatan tersebut justru baginya, dengan demikian banyak yang peduli dan menambah penghasilan tersendiri bagi dia.
Pemuda kelahiran Curup Rejang Lebong Bengkulu ini selepas menyelesaikan pendidikan SMA di Bengkulu sempat hijrah ke Jakarta dan Bandung, namun akhirnya memutuskan untuk mengenyam pendidikan di Yogyakarta.
Mengawali profesi sebagai influencer tidak semudah yang dibayangkan, Arifan sempat menjadi MC (Master of Ceremony) yang hanya dibayar dengan voucher, bahkan pernah pula dibayar dengan jilbab.
“Aku mulai mengenal dunia entertaint di Yogyakarta, kala itu belum ada istilah selebgram. Awalnya followersku sedikit, seiring berjalannya waktu akhirnya naik menjadi 10 ribu hingga sekarang menjadi 30 ribu followers. Dan di 2016 banyak tawaran iklan dan diundang di berbagai event salah satu nya fashion show,†ujar Arifan lebih lanjut.
Pengalamannya yang berkesan pada waktu diundang ke salah satu acara nominasi MC di Jakarta, Arifan merupakan satu-satunya perwakilan dari Yogyakarta dan terpilih sebagai kategori MC ter funny saat itu. Dan pada saat booming selebgram dia pernah diundang ke sebuah acara Influencer Network Experience di Singapura.
Awalnya kegiatan sulung dua bersaudara ini sempat ditentang oleh kedua orang tuanya, namun kini keluarga ikut mendukung profesinya.
Di masa pandemi ini pun influencer terkena dampaknya, mulai dari banyaknya kontrak kerjasama yang dibatalkan hingga sepi job. Tidak kehilangan akal, Arifan pun sempat berjualan face shield dan mulai merambah ke bisnis baru dengan mengenalkan brand kosmetik lokal.
Menurut Arifan, â€Semua orang bisa menjadi influencer, sebagai seorang influencer harus mempunyai daya tarik yang unik dan mampu meng-influence pengikutnya. Follower banyak bukan jaminan dia bisa menjadi bisa menjadi selebgram, namun bagaimana dia bisa menginfluence orang tersebut,†tuturnya.