Krjogja.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga berkomentar tentang pementasan dua monolog Regina Art di mancanegara,untuk dapat lebih menyadarkan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebebasan, keadilan, perlindungan, dan perdamaian.
"Semoga pementasan dua monolog di mancanegara ini lebih menyadarkan kita bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kebebasan, keadilan, perlindungan, dan perdamaian. Kementerian PPPA mengucapkan selamat dan sukses untuk Regina Art Monologue Project, terutama monolog Cotton Candy yang turut serta berupaya meningkatkan kepedulian terhadap kasus kekerasan seksual melalui karya seni. Teruslah berkarya untuk Indonesia tercinta," kata Bintang Puspayoga.
Baca Juga: Dorong Ekspor, LPEI Perkuat Ekosistem Pembiayaan Syariah
Artis yang tergabung dalam Regina Art, forum seni pertunjukan asal Indonesia akan menampilkan pertunjukan monolog dengan tajuk Cotton Candy,mengekspresikan Kekerasan Seksual Melalui Seni Pertunjukan Teater. Ini menceritakan pergulatan tubuh dan jiwa seorang penyintas kekerasan seksual yang mengharapkan kesembuhan dan keadilan. Joane Win akan memerankan kembali sosok Lisa sebagai seorang penyintas kekerasan seksual. Melalui seni pertunjukan teater khususnya monolog, Joane berkisah tentang peristiwa kekerasan seksual yang kerap menimpa perempuan.
"Pelecehan dan Kekerasan Seksual terhadap perempuan banyak terjadi, dan bisa menimpa siapa saja. Semua orang semestinya memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap perempuan, dimanapun." Ujar Joane, aktris dari Regina Art.
Baca Juga: Motor Adu Banteng di Jalan Yogya-Solo, Satu Pengendara Tewas
Melalui media seni pertunjukan, Joane berupaya memperkuat kesadaran publik tentang masalah kekerasan seksual, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM. Pementasan Monolog Cotton Candy akan mengekspresikan dampak jangka panjang yang ditimbulkan pada penyintas kekerasan seksual, masalah hukum dan stigma yang berkembang di masyarakat.
"Kekerasan seksual adalah masalah yang serius. Oleh karena itu, kita semua dapat berpartisipasi dan saling mendukung dalam mengatasi masalah ini, baik sebagai seniman, aktivis, atau sebagai bagian dari masyarakat yang peduli, dan jangan biarkan korban merasa berjuang sendirian." Pungkas Joane Win
Usai sukses melakoni tur Amerika Serikat dan Meksiko, Regina Art Monologue Project kini sedang mempersiapkan tur pertunjukan monolog selanjutnya ke lima negara di Eropa. Kelima negara tersebut yakni Jerman, Swedia, Norwegia, Belanda, dan Prancis.
Baca Juga: Optimalkan Layanan, BTPN Syariah Relokasi Kantor Cabang DIY
Wawan Sofwan yang melakoni peran pemain sekaligus sutradara, akan membawakan monolog bertajuk `Besok atau Tidak Sama Sekali`. Monolog dengan tema nasionalisme ini menggambarkan perjuangan batin proklamator RI, Soekarno jelang proklamasi."Pesannya kami ingin menyampaikan bahwa kekerasan seksual pada wanita, kita harus berani berbicara dan menentang hal itu," terang Wawan usai melakukan latihan terakhir di Jakarta pada Rabu (4/10).
Menurut Wawan, pertunjukan monolog ini sekaligus memperkuat upaya Komnas Perempuan untuk mengatasi kekerasan dan pelecehan seksual yang masih marak terjadi di tengah masyarakat. (Ati)