Ramalkan Pulau Jawa Terbelah Dua, Ternyata Jayabaya Bukan Peramal

Photo Author
- Minggu, 29 Oktober 2023 | 18:50 WIB
iluistrasi dukun
iluistrasi dukun

KRjogja.com - Nama Jayabaya (disebut juga Jayabhaya) tidak asing bagi telinga orang Jawa atau Indonesia pada umumnya. Ramalan Jayabaya, begitu orang menyebutnya, bisa dikatakan sebagai legenda dunia untuk Tanah Air. Meski begitu, Jayabaya bukanlah peramal. Lalu siapa dia?

Menurut H.M Vlekke dalam Nusantara: Sejarah Indonesia (2017), Jayabaya adalah salah satu raja Kerajaan Kediri yang memerintah antara 1135 sampai 1157 Masehi. Selama itu, dia dipuji sebagai raja besar yang kekuasaannya tidak bisa ditentang kerajaan-kerajaan lain.

Tidak hanya itu, dia juga sosok dibalik penerjemahan kisah Mahabharata dari India Kuno ke dalam bahasa Jawa. Berkat dirinya, lahirlah kisah populer Bharatayudha, reproduksi kisah Mahabharata yang menempatkan dan menyesuaikan cerita ke dalam lingkungan, adat istiadat dan mentalitas Jawa.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya, Gunung Slamet Bakal Meletus dan Membelah Pulau Jawa

Meski demikian, keberhasilan ini bukanlah yang membuat Jayabaya terkenal. Dia justru dikenal karena ramalannya, yang sebetulnya dia sendiri tidak pernah tercatat membuat ramalan. Artinya, ramalan yang merujuk pada Jayabaya dibuat oleh orang lain.

Pada dasarnya, menelusuri asal-usul suatu ramalan sulit ditelusuri. Namun, Vlekke mencatat kalau penyertaan nama Jayabaya dalam kisah ramalan murni disebabkan karena populernya nama Jayabaya itu sendiri. Sosok pencipta ramalan mengatasnamakan pada Jayabaya karena dia adalah raja besar yang sukses menyusun naskah Bharatayudha.

"Jayabaya dalam sejarah sama sekali tidak berhubungan dengan ramalan itu," kata Vlekke.

R. Tanoyo dalam Rahasia Ramalan Jayabaya dan Kitar Musarar (1995) juga menyebut tidak ada bukti kalau Ramalan Jayabaya diciptakan oleh Raja Kediri, Jayabaya. Justru ramalan ini adalah karya Sunan Giri Prapen dan Pangeran Wijil I.

Baca Juga: 40 Hektare Lahan Lanud Adisutjipto 'Bangun' dari Tidur

"Ramalan Jayabaya yang tersebar di masyarakat merupakan kisah turun temurun dari nenek moyang dan sudah jauh dari sumber aslinya. Nama 'Jayabaya' hanyalah trademark pada karya para pujangga tersebut untuk menarik popularitas," tulis M. Fatkhan dalam "Sosok Ratu Adik dalam Ramalan Jayabaya" (Refleksi, 2019)

Jadi, ramalan Jayabaya adalah kumpulan kisah ramalan dari nenek moyang yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak diketahui pula siapa yang membuat kisah-kisah tersebut. Terlepas dari itu, kisah ramalan Jayabaya dapat ditemui di lebih dari 20 kitab ramalan yang tersebar di tengah masyarakat. Dari banyak jenis ramalan yang ada ramalan Jayabaya tertua dan asli adalah kitab Asrar karya Sunan Giri Prapen yang ditulis pada tahun 1540 Saka atau tahun 1618 Masehi.

Ramalan dari nenek moyang orang Jawa tersebut memang legenda dan sangat terkenal. Beberapa kali terbukti benar, seperti prediksi kejatuhan Jawa dan kebangkitan setelah periode panjang penderitaan masyarakat. Salah satu yang paling dikenal adalah prediksi tentang penjajahan. Kira-kira bunyinya seperti ini:

"Pulau Jawa kelak akan diperintah bangsa kulit putih, kemudian dari arah utara akan datang bangsa Katai, kulit kuning bermata sipit. Pemerintahan dari bangsa kulit kuning tidak lama, hanya seumur jagung (3 bulan). Dan sesudah itu Jawa akan merdeka."

Baca Juga: Pesan Cinta Tanah Air untuk Pelajar Saat Kunjungi DPRD DIY

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

21 November, Selamat Hari Ikan Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 17:30 WIB

Sejarah Majapahit dalam Serat Babad Tanah Jawi

Kamis, 6 November 2025 | 17:30 WIB

22 Oktober, Hari Santri Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Gerakan 30 September, Sejarah Kelam Indonesia

Selasa, 30 September 2025 | 12:10 WIB

Pejuang Emansipasi Wanita, Siapakah Kartini?

Senin, 21 April 2025 | 08:30 WIB
X