Krjogja.com - TAIWAN - Kekuatan militer Republik Rakyat China (RRC) sedang bergerak di sekitaran Taiwan setelah Presiden Tsai Ing-wen bertemu Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy. Hingga 70 pesawat tempur China terdeteksi di langit Taiwan.
China berdalih sedang melakukan latihan militer. Ini bukan pertama kalinya China memberikan postur intimidatif ke Taiwan. Sebelumnya, China juga melakukan hal serupa ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.
Media China bahkan mengakui militernya melakukan "mock attacks" ke wilayah Taiwan.
Berdasarkan laporan Taipei Times, Senin (10/4/2023), Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut ada 70 pesawat perang dan 11 kapal perang yang dideteksi sekitar Taiwan hingga hari Minggu sore kemarin. Ada total 35 pesawat yang melewati garis tengah Selat Taiwan atau masuk ke bagian barat daya zona identifikasi udara (ADZ).
Taiwan merupakan bagian dari China, namun ada elemen-elemen di masyarakat yang menuntut adanya demokrasi yang lebih kuat. Presiden Tsai Ing-wen juga terkenal berseberangan dengan Partai Komunis China.
Komando Teater Timur dari Tentara Liberasi Rakyat China pada Sabtu lalu mengumumkan akan menggelar latihan "Pedang Gabungan" di Selat Taiwan, serta di laut dan udara bagian utara, selatan, dan timur Taiwan.
Latihan digelar Sabtu hingga Senin ini.
[crosslink_1]
Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut sejumlah pesawat militer China yang sudah terdeteksi adalah jet tempur Sukhoi SU-30, Shenyang J-11, dan J-16D. Ada juga pesawat kendali dan peringatan dini KJ-500.
Pihak militer Taiwan berjanji akan terus menjaga kedaulatan Taiwan dan memantau gerak-gerik militer China.
Media pemerintah China, Global Times, militer China melakukan pelatihan mengambil alih kendali laut, udara, dan informasi di Taiwan selama latihan hari pertama. Pada hari kedua, mereka melatih menembak target di daratan.
Pakar militer di RRC, Fu Fianshao, menyebut latihan-latihan ini sebagai sinyal kuat terhadap wacana kemerdekaan Taiwan, baik wacana dari internal atau eksternal.
Zhao Xiaozhuo, research fellow di Academy of Military Sciences, berkata target-target kunci di Taiwan adalah fasilitas-fasilitas militer dan gedung-gedung tertentu. Target termasuk banda udara.
Zhao berkata target-target kunci tersebut harus dihantam dengan berbagai cara lewat berbagai sudut, bila perlu pada saat bersamaan.