Taliban Minta OKI Tak Campuri Urusan Afghanistan

Photo Author
- Minggu, 15 Januari 2023 | 11:08 WIB
Wanita Afghanistan yang ingin main bola di bawah kekuasaan Taliban. Dok: AP/Ebrahim Noroozi
Wanita Afghanistan yang ingin main bola di bawah kekuasaan Taliban. Dok: AP/Ebrahim Noroozi

Krjogja.com - JAKARTA - Pemerintah Taliban di Afghanistan menyambut baik pertemuan dan deklarasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang negara itu baru-baru ini, tetapi meminta komunitas internasional untuk tidak "mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan".


OKI sebelumnya menyuarakan kekhawatiran mereka atas pembatasan terhadap perempuan Afghanistan, Anadolu Ajansi mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (14/1/2023).


Lewat pernyataan pada Kamis (12/1), juru bicara kelompok Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan: "Komunitas internasional harus melanjutkan kerja sama mereka dengan Afghanistan dan tidak boleh ada yang mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan."


"Kekhawatiran organisasi tersebut mengenai pendidikan perempuan dapat dipahami, namun kepemimpinan Islam (Iran) mengambil langkah sementara untuk hal ini dan kekhawatiran itu akan teratasi setelah adanya lingkungan yang kondusif," katanya.


Taliban juga meminta organisasi-organisasi internasional, terutama OKI, agar memiliki "pemahaman yang erat" dengan Kabul, ucapnya.


Menyusul pertemuan luar biasa yang digagas oleh Turki itu, organisasi yang berbasis di Jeddah itu menyuarakan keprihatinan mereka terhadap pembatasan yang diberlakukan pemerintah Taliban bagi perempuan Afghanistan.


OKI juga memutuskan untuk mengutus delegasi ke Afghanistan guna membicarakan hak-hak perempuan atas pendidikan dan pekerjaan dengan Taliban.


Desember lalu, Taliban melarang perempuan berkuliah dan bekerja pada organisasi di dalam dan luar negeri serta melarang mereka terjun ke dunia politik.


Sebelumnya, anak perempuan telah dilarang untuk mengenyam pendidikan di sekolah menengah.


Sejumlah pemimpin dunia seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik larangan oleh Taliban itu.


Menurut dia, menghalangi akses pendidikan bagi anak perempuan "tidak manusiawi dan bertentangan dengan Islam."


Sebelum pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menelepon beberapa mitranya dari Arab Saudi, Indonesia, Uni Emirat Arab (UAE) dan Qatar mengenai perkembangan terkini Afghanistan.





Serangan Bom


Pada kabar lain, serangan bom bunuh diri terjadi di luar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Afghanistan di Kabul pada Rabu (11/1/2023), sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Sejumlah korban tewas berjatuhan.


Seorang pejabat Taliban menyebutkan, 20 orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Sementara polisi mengumumkan korban tewas lima orang. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (12/1).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X