Direktur Amerika 1 Kemlu, Darianto Harsono menyatakan bahwa meskipun Amerika Latin dikuasai pasar Brazil dan Kolumbia, namun untuk menghadapi pesaingnya yaitu kopi robusta Vietnam, Indonesia telah mengantisipasi dengan beberapa inovasi. Disampaikan bahwa dalam waktu dekat Kemlu akan membentuk digital platform yang akan memasukkan exhibition. Kemlu akan memfasilitasi penggunaan platform ini untuk mencari mitra di negara akreditasi. Selain itu pada awal Desember nanti Kemlu akan mengadakan The Indonesian-Latin American and the Caribbean Policy Dialogue di Bali. Dalam kesempatan tersebut pejabat dan pengusaha dari benua Amerika latin yang berkujung ke Bali akan dibawa mengunjungi pusat pemrosesan kopi Tanamera di Kintamani.
Untuk memperkenalkan kekayaan kopi Indonesia yang unik ke pasar internasional, lanjut Dini, pihaknya siap untuk berekspansi ke pasar Eropa dan Amerika Latin. "Negara lain perlu mengetahui bahwa daerah dan propinsi memiliki perbedaan tanah dari Sabang sampai Merauke, yang membuat kopi kita lebih berkarakter dibanding negara lain," tutup Dini.
Salah seorang penggiat kopi di Medan, Dalton Sembiring mengatakan sangat terinspirasi dengan success story Dini. Dijelaskan bahwa Tanamera perlu mengadakan penjajagan ke daerah Brastagi dan Simalungun. Sumatera utara terkenal dengan rasa dan aroma kopi yang khas. Selain pasar domestik, Dalton dan para petani koleganya telah berhasil menjala pembeli dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Timur Tengah. “Bahkan kopi Simalungun dan Brastagi sudah dibeli Starbucks,†tambahnya bangga. “Sekarang tinggal bagaimana petani bisa konsisten untuk mengirim pasokan dan menjaga kualitas.â€
Pandangan Millenial
Pertemuan yang dipandu mantan Dubes RI untuk Republik Slovakia, Djumantoro Purbo ini juga meminta masukan dari diplomat muda. Mewakili kaum milenial, Michael Kariono dari BPPK Kemlu menyatakan bahwa Indonesia harus menetapkan target market dan kopi apa yang akan kita promosikan di luar negeri. Kopi Indonesia terkenal beragam, baik body maupun keasamannya. â€Keanekaragaman kopi di seluruh Indonesia sebaiknya dijadikan kekuatan bukan sesuatu yang melemahkan, apalagi tiap daerah diakui geographical indications (GI) nyaâ€, kata Michael.
Heikal dari kantor Setwamen bahwa banyak potensi daerah yang dapat dikembangkan. Sangat akrab dengan budaya dan etos Jember, maka diak akan mencari informasi lebih banyak tentang potensi kopi, termasuk Bondowoso dan Banyuwangi. Nurul Hasanah juga mendukung Michael dan Heikal bahwa menggalakkan kopi harus dengan cara inovatif. Yang membanggakan Nurul adalah bahwa usaha kopi kelas dunia ini juga bisa dipegang oleh orang Indonesia.
Seraya menyampaikan penghargaan kepada Dini Riyani Cindller yang menceritakan success story usaha kopinya, diakhir pertemuan Dubes Djumantoro menyampaikan pentingnya promosi kopi Indonesia ke luar negeri dan memberikan nilai tambah dalam produknya. Disampaikan bahwa jaminan keberadaan dan pasokan kopi serta penekanan pada very specific niche market itu penting. Dengan kata lain pasar yang yang sangat fokus terhadap suatu jenis atau layanan tertentu. â€Namun penting pula untuk memasukkan sebuah narasi dan aspek historisnya, termasuk kopi tubrukâ€, ujar Djumantoro.†(*)