Demonstrasi Hong Kong yang awalnya hanya membahas RUU Ekstradisi kini berubah menjadi resistensi terhadap pengaruh politik China.
Lebih dari 6.000 pengunjuk rasa telah ditangkap polisi. Gas air mata dan semprotan merica pun sering digunakan polisi untuk memukul mundur pendemo. Tak semua pendemo yang ditangkap lantas dipenjara, karena ada yang membayar uang penangguhan.
Suasana Natal yang penuh sukacita tidak bisa membendung aksi unjuk rasa kubu pro-demokrasi di Hong Kong. Polisi pun harus memukul mundur para demonstran yang melakukan sweeping di pusat perbelanjaan.Â
Dilaporkan VOA Indonesia, polisi bentrok dengan para pengunjuk rasa yang masuk ke sebuah mall di Hong Kong menuntut supaya para pedagang China daratan pergi dari lokasi.
Aksi di Sheung Shui, perbatasan Hong Kong dengan China daratan ini adalah usaha pengunjuk rasa paling baru untuk menekan pemerintah Hong Kong.
Kira-kira 100 demonstran masuk ke pusat pertokoan itu sambil menyerukan "Bebaskan Hong Kong" dan "Pulanglah ke Daratan China!"
Polisi yang berpakaian sipil dan bersenjatakan pentungan menangkap sejumlah demonstran. Seorang polisi menggunakan semprotan merica yang diarahkan pada demonstran dan wartawan. Stasiun radio dan TV Hong Kong melaporkan 14 orang ditangkap.
Pada Sabtu kemarin, sebagian pedagang di mall Sheung Shui itu menutup kios mereka dan menyegelnya dengan pita oranye.Â