Universitas Canberra dan Universitas Nasional Australia, tempat di mana kedua mahasiswi itu menempuh pendidikan mereka, menyatakan turut prihatin dan sedih mendengar mahasiswi mereka menjadi korban penyerangan.
“Kami semua terkejut bahwa ini terjadi di Canberra, sebuah kota di mana insiden sangat jarang terjadi,†ujar pihak universitas.
“Kami bekerja sama satu sama lain, dengan kepolisian ACT, pemerintah ACT, kelompok perwakilan mahasiswa kami dan organisasi masyarakat untuk menjaga kampus dan komunitas kami aman, serta Canberra agar menjadi tempat di mana mahasiswa kami dapat tinggal, belajar, dan tumbuh dengan aman.â€
Poek berbicara atas nama korban yang masih takut untuk mengungkapkan identitas mereka.
“Ini adalah kota yang aman bagi kami, Australia juga merupakan negara yang aman bagi kami,†katanya.
“Kami mencintai Canberra, negara bagian ini, kota ini sangat menyambut kami. Kami tidak dapat menggunakan ini sebagai bukti untuk mengatakan bahwa Canberra tidak aman bagi kami. Kami masih mencintai kota ini.â€
Kedutaan Besar Indonesia di Canberra telah mengirim catatan diplomatik ke Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dan juga telah menghubungi kepolisian ACT dan pemerintah ACT atas nama mahasiswi yang terlibat. (*)