ARAB SAUDI, KRJOGJA.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama berupaya menyelenggarakan pelayanan haji secara optimal. Dimulai dari bimbingan manasik haji 10 kali di Tanah Air, pendampingan bimbingan ibadah di tiap kloter, sektor, dan daerah kerja, hingga fasilitas lain.
Fasilitas lain yang dimaksud seperti pemondokan di hotel berbintang, katering, dan bus salawat yang siap mengantar jemaah calon haji selama 24 jam.
Namun, menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, fasilitas-fasilitas tersebut tidak bermakna jika jemaah tidak memiliki kesehatan prima.
"Bagaimana mau menikmati fasilitas yang telah disediakan jika kesehatan terganggu, maka jemaah diharapkan menjaga kesehatannya," ujar Lukman sesuai rapat bersama Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di kawasan Aziziyah Janubiyah kota Makkah, seperti dikutip dari laman www.kemenag.go.id, Kamis (16/8/2018).
Lukman menyadari jika kesehatan merupakan jantung pelayanan kepada jemaah calon haji.
"Kesehatan merupakan jantung pelayanan bagi jemaah dalam menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci," ucapnya.
Dirinya juga mengapresiasi TKHI yang telah belajar dari pengalaman tahun lalu.
"TKHI berupaya memperbaiki layanan di Arafah dengan cara tidak hanya membangun klinik kesehatan, tapi juga nantinya ada 6 pos satelit kesehatan guna melayani jemaah," papar Lukman.