TANGGAL 24-28 Januari, Presiden Joko Wdodo akan mengunjungi lima negara di Asia Selatan. Salah satu dari negara Asia Selatan itu adalah India. Pada awal Januari ini RI dan India sudah sepakat meningkatkan kerja sama kontraterorisme dan keamanan cyber serta litbang sektor industri pangan. Di samping itu, RI masih memerlukan bahan baku industri farmasi dari India.
Kerja sama Indonesia dengan India sudah berlangsung sejak dulu kala. Sewaktu RI berjuang mempertahankan kemerdekaan, India mendukungnya. Kini, India sudah mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ekonomi India dibarengi pula kemajuan pesat tiga sektor produksi penting negeri itu : pertanian, energi, dan industri termasuk industri militer.
Basis industri India saat ini makin beragam dan bahkan mampu menjadi yang terkemuka di antara negara dunia ketiga. Ekspor barang-barang permesinan seperti baja dan perkakas tangan hingga persenjataan terus mengalami kenaikan. Menarik juga apabila tetangganya di Asia Tenggara dan Asia Timur pada akhir tahun 1990-an kena badai moneter, terbukti India mampu mengendalikannya.
Di samping perkembangan ekonomi yang menakjubkan, perkembangan militer India juga cukup mengejutkan. Perkembangan militer India sudah mulai tampak sejak tahun 1960-an, yakni sewaktu mereka menyerbu Goa yang dikuasai Portugis. Kemudian pada tahun berikutnya tentara India bentrok dengan tentara China di perbatasan Utara India, dan tahun 1971 menyerbu Pakistan Timur (kini Bangladesh) serta tahun 1987 bergerak di Sri Lanka.
Jika dilihat dari segi jumlah personalia angkatan perang India, maka negeri itu dapat digolongkan sebagai salah satu kekuatan raksasa dunia. Angkatan daratnya mempunyai jumlah personalia lebih dari satu juta orang, sehingga menduduki ranking keempat sesudah China, Rusia, dan Amerika Serikat. India juga merupakan negara Asia kedua yang masuk club nuklir sesudah China, dan negeri itu juga sudah mampu pula membuat peluru kendali berkepala nuklir. Tentaranya boleh dikatakan profesional dan kebanyakan tinggal di barak-barak sesuai dengan tradisi supremasi sipil gaya Barat.
Di samping itu, kita masih bisa melihat bukti lain tingkat profesionalisme tentara India adalah latihan militer tahunan Brastacks. Memang sebagian besar senjata berasal dari bekas Uni Soviet, namun bukan berarti seluruh sistem senjatanya diperoleh dari bekas negeri Beruang Merah tersebut. India mempunyai lebih dari sepuluh skuadron Mirage dan Sea Harrier yang semuanya bikinan Barat.
Meskipun India menggunakan persenjataan dari negara-negara besar, namun semuanya melalui proses perakitan di pusat-pusat industri senjata India sendiri. Negara itu sejak tahun 1975 amat ketat mengatur pembelian senjata dan selalu mengaitkan dengan pembuatan senjata dalam negeri.
Demokrasi