JAKARTA, KRJOGJA.com - Merayakan HUT 50 tahun ASEAN, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy 2017 (CIFP 2017) pada Sabtu 21 Oktober 2017 di Jakarta.
Konferensi edisi ketiga itu mengambil tajuk "Win-Winning ASEAN, Conquering Globalization". Tema itu selaras dengan peringatan setengah abad berdirinya ASEAN serta globalisasi di masa kini yang semakin berkembang setiap harinya.
"CIFP disebut sebagai konferensi politik luar negeri terbesar di dunia secara umum. Konferensi ini menunjukkan semangat internasionalisme di Indonesia yang sangat tinggi," jelas pendiri FPCI, Dino Patti Djalal dalam keterangannya.
Terkait globalisasi, salah satu tema yang diangkat dalam konferensi itu, Dino menjelaskan," Globalisasi menjadi sorotan, karena isu itu kembali mengguncang berbagai negara besar. Indonesia perlu mencermatiarah globalisasi dalam 20 tahun ke depan. Jangan sampai salah membaca arus zaman dan salah melangkah," jelas pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri RI itu.
CIFP 2017 akan menghadirkan 80 pembicara yang merupakan figur ternama dari dalam dan luar negeri. Masing-masing akan berbicara dalam 18 sesi terpisah yang akan membahas sejumlah isu meliputi, globalisasi, sentralitas ASEAN, poros maritim, Laut China Selatan, Rohingya, Korea Utara, konflik Marawi, ISIS, perdagangan bebas, One Belt-One Road China, dan lain-lain.
Pembicara yang hadir meliputi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI Arif Havas Oegroseno, dan Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kemlu RI Jose Tavares.
Pengamat, analis, dan cendekiawan Tanah Air juga akan mengisi perhelatan itu. Mereka meliputi Hasjim Djalal, Andi Wijayanto, Endy Bayuni, Evi Fitriani, Rene Pattirajawane, dan lain-lain.
Beberapa pemimpin daerah Indonesia, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Gubernur NTB aenul Majdi, dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika ikut menjadi pembicara dalam CIFP 2017.