TAEPEI, KRJOGJA.com - Bahasa Indonesia akan menjadi bagian yang diajarkan dalam pendidikan anak di Taiwan, khususnya anak dari para imigran, termasuk dari Indonesia. Sehingga negara tersebut memasukan pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kurikulum pendidikan yang ditempuh oleh siswa.Â
Namun demikian, pelajaran tersebut masih sebatas pelajaran pilihan, berasama Bahasa Vietnam dan Malaysia dan bahasa lainnya dari negara Asia Tenggara. Kurikulum tersebut mulai diterapkan  tahun 2019, setiap anak generasi kedua - anak pendatang yang menikah dengan penduduk Taiwan- diwajibkan belajar bahasa ibu atau bahasa daerah asalnya. Dialokasikan mata pelajaran bahasa ibu dilakukan satu jam mata pelajaran per minggunya.
Kepala Bagian Pendidikan Internasional dan Lintas Selat, Kementerian Pendidikan Taiwan , Peters L. Y. Chen mengatakan jika program ini merupakan satu-satunya di Asia. Rintisan kurikulum bahasa ibu ini sudah diberlakukan sejak tahun 2000. Dalam mata pelajaran tersebut, generasi kedua imigran diajari bahasa ibu dan juga dikenalkan kebudayaan asal ibu mereka, seperti lagu, tarian dan jenis makanan. " Di kawasan Asia, baru Taiwan yang mendorong agar imigran selain belajar bahasa setempat, juga belajar bahasa asal ibunya ," ujar Chen, Senin (25/9).
Program ini mengincar hasil akhir berupa generasi muda berkualitas yang memiliki kemampuan bahasa lebih dari satu. Di Taiwan, bahasa utama yang digunakan adalah Bahasa Mandarin kemudian Bahasa Inggris. Dengan adanya program tersebut, diharapkan di masa mendatang generasi Taiwan bisa minimal mempunyai kemampuan 3 bahasa.
Saat ini, pemerintah setempat terus mempersiapkan tenaga pengajar Bahasa Indonesia yang tersertifikasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan.  " Mulai tahun 2019, Bahasa Indonesia secara resmi diajarkan di seluruh sekolah di Taiwan, sejak SD. Salah satu tujuan jangka panjangnya adalah, dalam upaya mendukung pengembangan  industri  Taiwan  di kawasan  selatan Taiwan, khususnya Asia Tenggara, termasuk  Indonesia. Dengan bekal kemampuan berbahasa yang lebih baik, maka orang Taiwan akan lebih siap jika ditempatkan atau bekerja di negara Indonesia,†ujar Senior Executive Officer Bagian Pendidikan Kota Taipei Baru menjawab pertanyaan KR
tentang apa yang menjadi alasan Pemerintah Taiwan sehingga sampai memasukkan Bahasa Indonesia masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah, Senin (25/9).
Masuknya bahasa Indonesia dalam kurikulum, tak bisa lepas dari dibutuhkannya bahasa tersebut oleh sebagian penduduk negara tersebut. Terlebih banyak imigran yang berasal dari Indonesia dan menikah dengan warga Taiwan. Data terakhir menyebutkan bahwa  warga asal Indonesia yang menikah dengan orang Taiwan menduki peringakat ke-3, setelah warga asli Cina dan Vietnam. Tercatat, terdapat jumlahnya sebanyak 28.330 warga asal Indonesia, atau 5,67 persen.
Salah satu sekolah dasar yang telah memasukkan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran adalah Jisui Elementary School di Kota Taipei Baru. Kepala Sekolah Jisui, Yu Kun Wan mengemukakan, sekolah ini selain memberi pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pilihan, juga mengajarkan Bahasa Vietnam, Malaysia, Thailand dan negara Asia Tenggara lainnya. “Bahkan jika ada siswa yang mau ikut pelajaran bahasa ibu, 2 siswa saja, akan dicarikan gurunya,†ujar Yu Kun Wan dihadapan para wartawan sejumlah negara Asia Tenggara yang mengunjungi sekolahnya.
Salah satu guru Bahasa Indonesia, Tarry Wang, salah satu kendala dari pengajaran Bahasa Indonesia adalah kurangnya dorongan orang tua. Mereka belum menyadari pentingnya Bahasa Indonesia. “Pemerintah Taiwan saja sudah menyadari pentingnya belajar Bahasa Indonesia, “ ungkap wanita yang berasal dari Kupang dan menikah di orang Taiwan.