NIAT hati menggantikan peran suaminya yang meninggal dunia, demi bisa menafkahi keempat anaknya, Bidaya Bt. Muhammad Yanas pergi meninggalkan kampung halamannya di Sumbawa untuk menjadi TKW ke Arab Saudi pada 2006.Â
Malang tak dapat ditolak, baru  tiba di Riydah Bidaya kehilangan catatan berisi nomor telepon keluarganya di Indonesia. Sudah tidak bisa menghubungi keluarga, majikannya juga tidak pernah mengizinkannya pulang ke Indonesia. Jadilah selama 10 tahun 7 bulan Bidaya 'tertawan' di Arab Saudi. Sedihnya lagi, selama itu pula Bidaya tidak digaji oleh majikannya.
Diakui Bidaya perlakuan majikan ke dirinya sebenarnya baik, diberi makan cukup dan layak. Diberi kamar yang manusiawi, jam kerjanya pun tidak berlebihan. Tugas utama Bidaya adalah mengurus anak majikan yang cacat. Anaknya yang cacat itulah yang selalu dijadikan bahan oleh majikan untuk merayu Bidaya agar tetap bekerja pada dirinya. Alasannya, anak majikan sudah kadung sayang dengan Bidaya dan majikan merasa cocok dengan kinerja Bidaya.
Derita Bidaya tersebut baru terkuak ketika diwawancara oleh staf loket pelayanan warga KBRI Riyadh pada 19 April 2017. Bidaya bersama majikannya datang ke KBRI Riyadh untuk memperbarui paspornya yang telah habis masa berlakunya.Â
"KBRI Riyadh memang mensyaratkan WNI yang ingin memperbarui paspor harus datang dan diwawancara. Kebijakan tersebut merupakan mekanisme deteksi dan proteksi WNI di Arab Saudi, dimana mayoritas bekerja di sektor domestik," terang Arief Ilham Ramadhan, Pelaksana Fungsi Konsuler 3.
Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh segera memberikan perlindungan kepada Bidaya dan meminta majikan segera melunasi seluruh gajinya atau berurusan dengan hukum. Â Akhirnya,majikan Bidaya kooperatif dan berkecukupan. Tidak perlu menunggu lama, keesokan harinya majikan kembali ke KBRI dan menyerahkan seluruh gaji Bidaya selama 10 tahun 7 bulan, uang kompensasi tidak dipulangkan selama 5 kali masa kontrak (per 2 tahun), dan uang tiket.
"Kami lalu berkoordinasi dengan BP3TKI Mataram untuk melakukan penelusuran keluarga Bidaya di Sumbawa. Alhamdulillah dalam waktu 2 hari BP3TKI sudah berhasil menemukan anak lelaki tertua Bidaya yang bernama Burhanuddin.Â
Info dari Kepala BP3TKI Mataram, Burhanuddin menangis haru ketika diberitahu kabar ibunya yang telah ditemukan," jelas Arief.