"Kita tidak mau hanya pameran saja, kita ingin buka akses ke new partners, new clients, kebetulan SXSW besar banget, everybody maunya ke situ. Hopefully bisa lihat beberapa prospektif collaboration juga. Selain daripada kita sudah melakukan kerja sama di Silicon Valley, it’s good untuk menambah akses melalui acara SXSW," papar Daniel yang dikutip dari VOA News, Kamis (16/3/2017).
Pameran 'Archipelageek' di SXSW juga diikuti perusahaan rintisan dan perusahaan akselerator lain yaitu Digital Happiness, Happy5, Kostoom, Kuassa, Qlue, Anymo, Kaskus, Blibli, dan PicMix. Selain itu kelompok musik Lightcraft juga dijadwalkan tampil.
Paviliun Indonesia pertama ini digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), berperan sebagai pihak yang memilih para peserta yang memenuhi kriteria yang ditetapkan komite SXSW, memfasilitasi keberangkatan dan membangun stan-stan.
Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak, berbicara dari Austin kepada VOA mengatakan bahwa banyak pengunjung yang terkejut melihat kehadiran produk-produk Indonesia.
"Mereka surprised bahwa produk-produk yang ditampilkan cukup advance. Apalagi mereka mengenal Indonesia bukan sebagai produk interactive, apps, mereka masih melihat imej Indonesia masih tradisional. Dan mereka sangat surprised sekali. Booth ramai terus!," tutur Joshua.
Namun Joshua belum bisa memastikan apakah Indonesia akan berpartisipasi secara rutin ke depannya.
"Kita tidak mau ikut pameran karena latah. Semua harus berdasarkan evaluasi. Apa yang tercapai… berdampak atau tidak bagi perusahaan yang hadir di sini? It all depends on the impact of SXSW this year," imbuhnya.