Semester I/2016, 7 Warga Palestina Ditembak

Photo Author
- Minggu, 10 Juli 2016 | 11:08 WIB

YERUSALEM (KRjogja.com) - Pusat Informasi Wadi Hilweh yang memantau situasi di Yerusalem baru saja mempublikasikan total korban okupasi Israel terhadap warga Palestina di tanah suci yang disengketakan tersebut. Dalam laporannya, tercatat pasukan keamanan Israel telah menewaskan tujuh warga Palestina dan menangkap hampir seribu orang sejak awal tahun ini.

Pelanggaran paling mencolok dilakukan oleh polisi Israel dan perwira militer di paruh pertama 2016. Sedikitnya 963 warga Palestina telah ditangkap, termasuk 47 perempuan, 58 lansia, dan 366 anak di bawah umur. Semuanya berasal dari Yerusalem.

Meskipun hasilnya menunjukkan sebagian besar berakhir menjadi tahanan, lembaga pengawas tersebut menilai, penggunaan senjata untuk membunuh warga Yerusalem selalu dijadikan pilihan pertama pasukan Israel.

“Mereka tidak berpikir untuk melalukan penangkapan saja terlebih dulu atau, kalaupun menembak, hanya dimaksudkan untuk melukai bukannya membunuh,” tandasnya, seperti dilansir dari Al Araby, Minggu (10/7/2016).

Lembaga itu juga mengatakan para korban telah dibunuh dengan darah dingin. Ketika dimintai pertanggungjawaban, mereka berdalih terpaksa menindak keras karena warga Palestina itu menyerang mereka lebih dulu. Antara lain melakukan penusukan dan penembakan.

Sepanjang semester pertama 2016 ini, Israel juga dilaporkan telah menggusur sedikitnya 68 bangunan milik rakyat Palestina dan mengusir 71 penghuninya. Ironisnya, Israel terus membangun di atas tanah yang sama.

Sebanyak 560 pembangunan rumah baru di pemukiman Maale Adumim, di sebelah timur Yerusalem, disetujui pemerintah Israel. Persetujuan tersebut terjadi beberapa hari setelah sebuah laporan internasional memperingatkan perluasan pemukiman dan penyitaan lahan yang dilakukan Israel akan semakin mengikis kemungkinan solusi dua-negara.

Gelombang kekerasan yang sama, sejak Oktober telah menewaskan sedikitnya 214 warga Palestina, 34 warga Israel, dua orang WN Amerika, seorang Eritrea dan Sudan. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X