YERUSALEM (KRjogja.com) - Pusat Informasi Wadi Hilweh yang memantau situasi di Yerusalem baru saja mempublikasikan total korban okupasi Israel terhadap warga Palestina di tanah suci yang disengketakan tersebut. Dalam laporannya, tercatat pasukan keamanan Israel telah menewaskan tujuh warga Palestina dan menangkap hampir seribu orang sejak awal tahun ini.
Pelanggaran paling mencolok dilakukan oleh polisi Israel dan perwira militer di paruh pertama 2016. Sedikitnya 963 warga Palestina telah ditangkap, termasuk 47 perempuan, 58 lansia, dan 366 anak di bawah umur. Semuanya berasal dari Yerusalem.
Meskipun hasilnya menunjukkan sebagian besar berakhir menjadi tahanan, lembaga pengawas tersebut menilai, penggunaan senjata untuk membunuh warga Yerusalem selalu dijadikan pilihan pertama pasukan Israel.
“Mereka tidak berpikir untuk melalukan penangkapan saja terlebih dulu atau, kalaupun menembak, hanya dimaksudkan untuk melukai bukannya membunuh,†tandasnya, seperti dilansir dari Al Araby, Minggu (10/7/2016).
Lembaga itu juga mengatakan para korban telah dibunuh dengan darah dingin. Ketika dimintai pertanggungjawaban, mereka berdalih terpaksa menindak keras karena warga Palestina itu menyerang mereka lebih dulu. Antara lain melakukan penusukan dan penembakan.
Sepanjang semester pertama 2016 ini, Israel juga dilaporkan telah menggusur sedikitnya 68 bangunan milik rakyat Palestina dan mengusir 71 penghuninya. Ironisnya, Israel terus membangun di atas tanah yang sama.
Sebanyak 560 pembangunan rumah baru di pemukiman Maale Adumim, di sebelah timur Yerusalem, disetujui pemerintah Israel. Persetujuan tersebut terjadi beberapa hari setelah sebuah laporan internasional memperingatkan perluasan pemukiman dan penyitaan lahan yang dilakukan Israel akan semakin mengikis kemungkinan solusi dua-negara.
Gelombang kekerasan yang sama, sejak Oktober telah menewaskan sedikitnya 214 warga Palestina, 34 warga Israel, dua orang WN Amerika, seorang Eritrea dan Sudan. (*)