MEKSIKO (KRjogja.com) – Bentrokan antara anggota serikat guru dengan polisi di selatan Meksiko pada Minggu 19 Juni 2016 menyebabkan tiga orang tewas dan 45 lainnya terluka. Demonstrasi serikat guru yang berujung bentrokan itu pecah saat polisi coba mengusir mereka karena sudah beberapa hari memblokade jalan raya.
Jumlah korban tewas dan luka telah dikonfirmasi oleh petugas layanan darurat di Negara Bagian Oaxaca. Kemudian menurut Lembaga Nasional Meksiko (CNS), 21 polisi federal dan negara menjadi korban luka dalam bentrokan tersebut.
Sebagaimana dilansir Reuters, Senin (20/6/2016), hingga saat ini belum diketahui penyebab bentrokan antara kedua kubu itu. Sebab sesaat sebelum bentrokan, polisi diketahui tengah mengawal 120 truk tanker yang membawa limbah kimia dari kilang dekat Salina Cruz yang dioperasikan oleh perusahaan negara Pamex. Jika blokade jalan raya masih terus berlangsung, maka pihak Pamex mengancam akan menghentikan operasi di kilang.
Bentrokan tersebut diketahui bermula dari sejumlah demonstran yang menggunakan penutup muka melempar batu ke arah polisi. Tindakan ini akhirnya direspons oleh petugas dengan menembakkan gas air mata.
Bentrokan ini terjadi setelah pendukung serikat guru mengambil alih jalan raya di dekat Kota Nochixtlan, sekira 80 kilometer barat laut dari ibu kota Negara Bagian Oaxaca.
Sementara pada akhir pekan lalu, polisi menahan pemimpin serikat guru karena terlibat kasus korupsi dan menghasut para warga untuk melakukan demonstrasi yang telah terjadi berbulan-bulan di seluruh negara bagian.
Pemimpin salah satu faksi paling agresif di Meksiko, Ruben Nunez, juga ikut ditahan karena diduga menerima sejumlah uang dari sumber yang belum diketahui. Nunez selama ini diketahui menjabat sebagai sekretaris jenderal CNTE di Oaxaca. Ia telah lama melawan usaha pemerintah untuk melakukan reformasi pendidikan. (*)
