"Perannya untuk menyelesaikan konflik sosial, membantu koordinasi dengan pratana sosial dan juga menjadi perwakilan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Peran Jaga Warga banyak sekali," kata Noviar.
Noviar menyebut, sifat gotong-royong di DIY sangat tinggi, dan itu merupakan kearifan lokal yang tak bisa ditinggalkan. Jaga Warga juga memiliki peran untuk menjaga keistimewaan DIY tersebut.
Hal itu pun telah dilakukan Jaga Warga dalam menangani Covid-19 di DIY. Saat pandemi, Jaga Warga membentuk Tim Kubur Cepat, memberikan bantuan sembako, memberikan bantuan makanan untuk warga yang sedang isolasi, dan lain-lain.
"Kami memberikan dukungan dengan anggaran Rp26,5 miliar saat itu. Nah saat ini, DIY sedang dihadapkan pada permasalahan sampah, sehingga harapan kami Jaga Warga juga ikut berperan. Kami juga mendorong agar Jaga Warga ini bermitra dengan kalurahan, TNI/Polri, dan kelompok lain untuk menjaga keamanan dan ketertiban," ujarnya.
Tokoh Masyarakat, Achmad Charris Zubair menyebut, Jaga Warga memiliki tugas berat. Apalagi saat ini, ada beberapa masalah yang masih belum tuntas, semisal eskalasi konflik jelang Pemilu, intoleransi, kejahatan jalanan, dan sampah.
"Tentu ini nggak bisa diselesaikan oleh Jaga Warga sendiri, tetapi juga butuh partisipasi aktif masyarakat dan juga cawe-cawe pemerintah. Ini jadi kerja bareng," katanya. (*)