• Kamis, 28 September 2023

Presiden Jerman Dukung Gerakan Lawan Islamofobia

- Senin, 18 September 2023 | 15:05 WIB
Umat Islam tadarus bersama di Taman Pancasila   Ratusan umat Islam Temanggung Tadarus Al  (foto: zaini arrosyid)
Umat Islam tadarus bersama di Taman Pancasila Ratusan umat Islam Temanggung Tadarus Al (foto: zaini arrosyid)


Krjogja.com - Berlin - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memberikan pernyataan yang tegas untuk melawan Islamofobia. Ia berkata bahwa Islam merupakan bagian dari Jerman juga.

Statement Presiden Jerman itu diberikan di tengah mencuatnya rasisme dan Islamofobia di Jerman. Penyebabnya adalah propaganda dari grup kanan jauh dan partai-partai yang menggunakan krisis pengungsi untuk menambah ketakutan soal imigran.

"Islam, agama Muslim, kehidupan Muslim, kultur Muslim telah berakar di negara kita," ujar Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier seperti dilansir Anadolu, Senin (18/9/2023).

Ia memberikan ucapan itu pada acara peringatan 50 tahun berdirinya Asosiasi Pusat Budaya Islam di Cologne. Presiden Jerman menyebut ada lima juta orang Muslim di negaranya.

"Hari ini keberagaman Islam, keberagaman lebih dari lima juta Muslim, adalah bagian dari negara kami," tegasnya.

Terkait posisi agama di pemerintah Jerman, Presiden Frank-Walter Steinmeier berkata Jerman adalah negara netral dan memiliki kebebasan beragama, tetapi bukan berarti Jerman tidak memiliki agama.

"Itu artinya memberikan agama ruang dan melindungi kebebasan para penganutnya, semua penganut," ujarnya.

Aliansi anti-Islamofobia di Jerman (Alliance Against Islamophobia and Muslim Hostility) menyebut pada 2022, ada 898 insiden anti-Muslim yang terjadi di Jerman. Kasus-kasus yang tidak dilaporkan pun juga banyak.

Pada laporan aliansi tersebut, ada 500 serangan verbal, termasuk hinaan hingga ancaman-ancaman kekerasan. Surat-surat itu juga mengandung simbol Nazi.

Ada pula 190 kasus diskriminasi dan 167 "tindakan menyakitkan" yang terjadi. Selain itu, ada tiga serangan api dan 44 kasus perusakan properti. Anak-anak hingga wanita hamil juga tak luput dari aksi negatif tersebut.

Korban kerap tidak melapor aksi Islamofobia itu karena kurangnya kepercayaan kepada pihak berwajib, serta peliputan media yang kurang luas. Saat ini, Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa setelah Prancis.

Sebelumnya dilaporkan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Buya Amirsyah menjelaskan, Islamofobia adalah bentuk kebencian atau ketakutan yang tidak logis terhadap agama Islam. Dampaknya, dapat menimbulkan kegaduhan di ranah publik hingga masuk dalam kategori penistaan/penodaan agama.

Hal itu disampaikan Buya Amirsyah saat menjadi pembicara diskusi internasional bertema “Memerangi Islamofobia dan Membangun Perdamaian di ASEAN" yang dihelat oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (HLNKI MUI).

“Dalam pemikiran Islam, fobia dapat diartikan sebagai ketakutan yang tidak wajar terhadap umat Islam. Jadi Islamofobia hanya bisa menjadi ketakutan yang berlebihan terhadap Islam,” ujar Buya Amirsyah saat diskusi hybrid di Aula Buya Hamka MUI Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Senin (7/8/2023).

Buya Amirsyah mengatakan, cara melawan Islamofobia adalah dengan persatuan umat Islam dan menyusun strategi solusi tepat. Salah satunya, adalah mengajak ilmuwan di seluruh dunia untuk berpikir rasional dan menolak berbagai kekhawatiran, ketakutan, agar kita bisa hidup bersama dengan aman dan damai. (*)

Halaman:

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Indonesia Raih Emas Pertama Asian Games dari Menembak

Senin, 25 September 2023 | 23:10 WIB

PBB Bermuka Dua, Belum Akui Palestina Jadi Anggota

Senin, 25 September 2023 | 04:10 WIB

McDonald's Bakal Kerek Biaya Royalti di AS, Ini Alasannya

Minggu, 24 September 2023 | 14:15 WIB

Donald Trump Meninggal Dunia? Ternyata..

Kamis, 21 September 2023 | 12:30 WIB

Peminat Investasi Industri Halal Cukup Tinggi

Rabu, 20 September 2023 | 14:24 WIB

Ukraina Tuntut 3 Negara Ini Akibat Larangan Impor

Rabu, 20 September 2023 | 10:35 WIB

Disanksi AS, Jepang Pastikan Pasokan Energi Aman

Rabu, 20 September 2023 | 10:05 WIB
X