Erdogan Klaim Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di Rumah Sakit Turki

Photo Author
- Jumat, 17 Mei 2024 | 10:10 WIB
Erdogan
Erdogan


Krjogja.com - Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin (13/5/2024) bahwa lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di seluruh Turki, menegaskan kembali pendiriannya bahwa kelompok itu adalah gerakan perlawanan.

Berbicara dalam konferensi pers usai pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis di Ankara, Erdogan juga mengaku sedih dengan pandangan Yunani yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

Seorang pejabat Turki, yang enggan disebutkan namanya, kemudian mengatakan bahwa Erdogan bermaksud merujuk pada warga Palestina dari Jalur Gaza secara umum, bukan anggota Hamas.

"Presiden Erdogan salah bicara, yang dia maksud adalah 1.000 warga Jalur Gaza yang dirawat, bukan anggota Hamas," kata pejabat Turki itu, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (15/5).


Yunani dan Turki tidak dapat menyepakati semua isu terkait perang di Jalur Gaza. Namun, PM Mitsotakis mengatakan keduanya sepakat bahwa kekerasan harus diakhiri dan gencatan senjata jangka panjang diperlukan.

Sementara itu, Erdogan dilaporkan mengatakan kepada Mitsotakis bahwa tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan antara Ankara dan Athena.

Turki dan Yunani, sekutu NATO dan musuh bersejarah, telah lama berselisih mengenai berbagai isu termasuk perbatasan maritim, sumber daya energi di Mediterania timur, penerbangan di atas Laut Aegea, dan perpecahan etnis di Siprus.

Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan yang membawa keduanya ke ambang konflik, mereka mulai mengambil langkah-langkah penting untuk memperbaiki hubungan, terutama sejak kedua pemimpin tersebut terpilih kembali tahun lalu.

"Meskipun ada perbedaan pendapat, kami fokus pada agenda positif dengan menjaga saluran dialog tetap terbuka," kata Erdogan pada konferensi pers bersama dengan Mitsotakis.

Mitsotakis menuturkan pertemuan yang sering dilakukan para pemimpin dalam beberapa bulan terakhir telah membuktikan bahwa dua tetangga dapat membangun pendekatan saling pengertian.

"Hari ini kami menunjukkan bahwa di samping ketidaksepakatan ... kami dapat memetakan kesepakatan yang paralel," tambahnya.

Erdogan mengunjungi Athena pada bulan Desember lalu dan kedua negara menandatangani "Deklarasi Athena" yang bertujuan menetapkan dasar peta jalan untuk memulihkan hubungan.

Mereka sepakat meningkatkan perdagangan, menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, melakukan langkah-langkah membangun kepercayaan militer untuk mengurangi ketegangan, dan mengatasi masalah-masalah yang membuat mereka berjarak. (*)

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X