KRjogja.com - Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) dalam laporan tahunanya menyebut tahun 2024 sebagai tahun 'paling mematikan' bagi para profesional media dan reporter berita.
IFJ mencatat temuan awal menunjukkan hingga 10 Desember diperkirakan 104 jurnalis dan profesional lain yang bekerja di media telah terbunuh di seluruh dunia. Mereka terbunuh saat menjalankan tugas.
Organisasi yang berpusat di Belgia itu mengaskan kembali tekadnya untuk melihat Konvensi Internasional untuk Perlindungan Jurnalis yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai masalah yang mendesak.
Baca Juga: Sekolah Wartawan UGM Raih Media Relations Award 2024
Sekretaris jenderal IFJ, Anthony Bellanger, dalam suatu pernyatanya sebagaimana di lansir UPI menyampaikan kebutuhan masyarakat akan informasi sangat nyata di saat rezim otoriter berkembang di seluruh dunia.
"Maka itu diperlukan kewaspadaan yang lebih tinggi dari pihak profesi kita," kata dia.
Bellanger mengatakan angka menyedihkan tersebut menunjukkan sekali lagi betapa rapuhnya kebebasan pers dan betapa berisiko dan berbahayanya profesi jurnalisme.
Dikatakan temuan dalam laporan tahun 2024 tersebut muncul pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional di tengah tuduhan genosida yang terus berlanjut oleh Israel melalui perangnya di Gaza dan operasi militer di wilayah utaranya di Lebanon.
Menurut IFJ, dari 104 jurnalis yang terbunuh tahun ini di seluruh dunia, lebih dari separuhnya berada di wilayah kantong Palestina, Gaza.
Baca Juga: Gelar Journalist Journey 2024, PNM Beri Award untuk Wartawan Inspiratif
Seperti diketahui Federasi Jurnalis Internasional didirikan pada tahun 1926 adalah organisasi jurnalis terbesar dan terdepan di dunia, yang mewakili sekitar 600.000 profesional media di 187 serikat pekerja atau asosiasi lain yang tersebar di lebih dari 140 negara.
Perang Rusia di Ukraina telah menelan lebih banyak korban di benua itu dengan empat wartawan tewas tahun ini, tahun lalu, dan 13 orang pada tahun 2022. Namun, IFJ mencatat bahwa terlepas dari konflik mematikan yang terjadi di Rusia, Eropa tetap menjadi benua teraman di dunia bagi wartawan.
Data terbarunya, meski masih belum lengkap, menunjukkan bahwa dari 104 profesional media yang terbunuh sejak 1 Januari, 12 di antaranya adalah perempuan, yang mewakili sedikit lebih dari 11% dari total keanggotaan IFJ.
Baca Juga: Wisuda Periode IV UNY, Wartawan KR Lulus Doktor Tercepat